Suara.com - Polda Jatim saat ini tengah mengusut kasus dugaan penyebaran hoaks dan provokasi kasus Papua dengan tersangka Veronica Koman.
Salah satu bahan penyidikan adalah delapan rekening milik Veronica. Kekinian, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan menyebut adanya aliran dana besar dan mencurigakan di rekening Veronica.
Menanggapi tuduhan tersebut, Veronica Koman menyangkal adanya aliran dana besar di dalam rekeningnya. Ia mengatakan saldo di dalam rekeningnya dalam batas nominal yang wajar.
"Saldo rekening saya dalam batas nominal yang wajar sebagai pengacara yang juga kerap melakukan penelitian," tulis Veronica dalam pers rilis yang diunggah di akun Twitter pribadinya, Sabtu (14/9/2019).
Ia juga membenarkan, jika pernah menarik uang saat berada di Papua dan Surabaya. Namun penarikan uang tersebut menurutnya masih dalam kondisi sewajarnya untuk biaya hidup sehari-hari.
"Bahwa tentu betul saya menarik uang di Papua ketika saya berkunjung ke Papua, dengan nominal yang sewajarnya untuk biaya hidup sehari-hari. Saya hanya pernah ke Surabaya sekali dalam seumur hidup saya," ujarnya.
Saat ke Surabaya, Veronica mengaku untuk pendampingan pada aksi 1 Desember 2018 bersama kliennya Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
"Di Surabaya selama empat hari, yaitu ketika pendampingan aksi 1 Desember 2018 bagi klien saya AMP. Saya tidak ingat bila pernah menarik uang di Surabaya. Apabila saya sempat pun ketika itu, saya yakin maksimal hanya sejumlah batas sekali penarikan ATM untuk biaya makan dan transportasi sendiri," lanjutnya.
Meski begitu, Veronica beranggapan pemeriksaan rekening pribadinya tidak ada kaitannya dengan tuduhan pasal yang disangkakan kepadanya. Ia menilai aparat kepolisian, dalam hal ini, menyalahgunakan wewenangnya.
Baca Juga: Veronica Koman Merasa Terintimidasi oleh KBRI Australia
"Apalagi kemudian menyampaikannya ke media massa dengan narasi yang teramat berlebihan. Waktu dan energi yang negara ini alokasikan untuk menyampalikan propaganda negatif selalu jauh lebih besar ketimbang yang betul-betul digunakan untuk mengusut dan menyelesaikan pelanggaran HAM yang saat ini terjadi di Papua," ungkapnya.
Menurut Veronica, kriminalisasi terhadap dirinya kali ini merupakan rangkaian dari upaya negara untuk membungkam informasi yang keluar dari Papua.
"Secara terang benderang, kita melihat metode shoot the messenger sedang dilakukan aparat untuk kasus ini. Ketika tidak mampu dan tidak mau mengusut pelanggaran/kejahatan HAM yang ada, maka seranglah saja si penyampai pesan itu. Papua adalah salah satu wilayah yang paling ditutup di dunia ini," tulis Veronica.
Kontributor : Arry Saputra
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina
-
Website KontraS Diretas! Netizen Murka, Curigai Upaya Pembungkaman Informasi
-
Terungkap di Sidang: Detik-detik Anak Riza Chalid 'Ngotot' Adu Argumen dengan Tim Ahli UI
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun
-
Kemenhaj Resmi Usulkan BPIH 2026 Sebesar Rp 88,4 Juta, Ini Detailnya
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?