Suara.com - Ada kisah menarik yang diungkapkan Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, soal operasi tangkap tangan terhadap kepala daerah.
Cerita itu disampaikan Alexander saat menjadi narasumber acara Rapat Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara Nasional yang digelar di Hotel Sunan Surakarta, Kamis (25/9/2019).
TIMES Indonesia—jaringan Suara.com, hadir meliput acara tersebut. Memakai blangkon dan berpakaian batik, Alexander Marwata banyak bercerita tentang upaya KPK mencegah praktek korupsi di lingkungan Pemerintah Daerah.
Salah satu yang menarik adalah kisahnya tentang seorang gubernur yang terjaring OTT.
Alexander Marwata bercerita, satu waktu, ada seorang gubernur yang minta pimpinan KPK menyaksikan penandatanganan pakta integritas.
Gubernur itu, ingin teken pakta integritas di hadapan para pimpinan KPK. "Pak saya ingin menandatangani pakta integritas. Ingin disaksikan KPK," kata Alexander Marwata mengisahkan kembali ceritanya tentang seorang gubernur yang ingin teken pakta integritas di hadapan pimpinan KPK.
Maka, di waktu yang disepakati kata Alexander Marwata, gubernur itu meneken pakta integritas. Tapi hanya selang beberapa waktu, gubernur penandatangan pakta integritas itu kena cokok OTT KPK. "Yang bersangkutan kena OTT KPK," ungkap dia.
Cerita gubernur itu terjadi tahun 2016. Si gubernur kena OTT pada akhir 2016. Alexander Marwata menyentil soal mahalnya biaya politik dalam pemilihan kepala daerah. Sementara gaji kepala daerah jika dihitung dengan tambahan lainnya, bisa mencapai Rp 100 juta.
Tapi biaya politik untuk pencalonan lebih banyak dari itu. Jadi ada kesenjangan antara gaji dengan biaya politik yang harus dikeluarkan seorang kepala daerah saat maju ke gelanggang pemilihan.
Baca Juga: Proyek SAH Mandek Sejak OTT, Wali Kota Jogja: Tunggu Surat KPK
"Saya khawatir kalau sistem seperti sekarang ingin jadi kepala daerah biayanya begitu mahal, KPK ya kerjanya nangkap saja," ucap Alexander Marwata.
Sayang Marwata tak menyebut siapa nama gubernur yang kena OTT setelah menandatangani pakta integritas itu.
Ia juga sempat mengisahkan tentang sepak terjang Fuad Amin, mantan Bupati Bangkalan dua periode yang baru saja meninggal dunia karena sakit. Fuad adalah terpidana kasus korupsi APBD Kabupaten Bangkalan, Madura.
"Saya juga ingin cerita tentang seorang bupati di Madura yang meninggal dunia kemarin. Dia dua periode jadi bupati. Dia kumpulkan uang dengan cara potong biaya kegiatan atau proyek selama dua periode itu, ada Rp 450 milar yang dikumpulkan," ujar dia.
Artinya, kata Alexander Marwata, ada sistem pengawasan yang tak jalan. Inspektorat harusnya jadi penjaga kepala daerah agar tak berbuat lancung. Tapi menjadi susah, karena inspektorat juga ada di bawah kendali kepala daerah.
Anggarannya pun menurutnya tergantung kepala daerah. Maka itu, ke depan, agar inspektorat di daerah itu punya taji. Profesional dan independen dalam mengawasi, harus ada reposisi peran dari inspektorat.
Tag
Berita Terkait
-
3 Pejabat BUMN Perikanan Terjaring OTT KPK Saat Rapat di Bogor
-
OTT Pejabat BUMN Perikanan, KPK Amankan 30 Ribu Dolar AS
-
KPK OTT Pejabat BUMN di Jakarta, Terkait Impor Ikan
-
Proyek SAH Mandek Sejak OTT, Wali Kota Jogja: Tunggu Surat KPK
-
Menpora Imam Nahrawi Jadi Tersangka, Ini Kata Deputi II Kemenpora
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka