Suara.com - "Hidup Pertanian Indonesia! Hidup Pak Menteri! Hidup Petani Indonesia! Hidup mahasiswa!"
Berkali-kali teriakan para mahasiswa perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian seluruh Indonesia, yang berjumlah lebih dari 150 orang bergema saat berjumpa Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman. Kali ini, Mentan bersantap siang bersama para mahasiswa, sekaligus memberi kesempatan bagi mereka untuk berdiskusi dan bertanya berbagai topik pertanian, termasuk seputar RUU Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan yang baru disahkan oleh DPR.
Mentan menegaskan bahwa RUU tersebut memiliki keberpihakan tinggi pada petani kecil. Persoalan isu negatif yang mengiringi pengesahan RUU tersebut, menjadi pertanyaan para mahasiswa.
"RUU ini disusun selama 3 tahun dengan mempertimbangkan memberi keuntungan besar bagi petani kecil. Jangan dibalik logikanya," katanya.
Amran mengatakan, komunitas petani kecil yang dianggap akan susah berkembang dan mudah di pidana, adalah logika yang salah. Sebaliknya, petani kecil tidak perlu lagi mendaftarkan benihnya sepanjang digunakan bagi komunitasnya dalam area satu kabupaten.
Menurut Mentan, bila sudah disebarkan level nasional, maka sudah disebut pengusaha, dan bukan lagi petani kecil.
Diskusi yang cukup hangat dan menarik ini memberikan pemahaman yang cukup bagi para mahasiswa di tengah polemik RUU Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan, selain juga diskusi seputar produksi ternak, penyakit jagung, hingga cara menangani hama tikus.
Hasbi Abdullah, Ketua Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia, merasa kali ini merupakankomunikasi yang baik dari pemerintah dan sangat senang Mentan tidak sulit ditemui mahasiswa. Kontrol yang baik dan konstruktif dari mahasiswa akan terus dilakukan, sebagai identitas mahasiswa dan menjaga kepekaan terhadap kondisi masyarakat petani.
"Forum dialog dan diskusi seputar isu hangat kami minta terus terbuka seperti saat ini," pinta Hasbi, mewakili rekan-rekannya dan disambut teriakan, "Hidup Pak Menteri!"
Baca Juga: Ini Strategi Kementan Hadapi Kemarau Panjang
Berita Terkait
-
Disukai di Jepang, Pasar Ekspor Talas Asal Banten Terbuka Lebar
-
Pemerintah Kabupaten Tabanan Telah Terbitkan 21 Ribu Kartu Tani
-
Mentan Bertemu Para Peternak dan Makan Lesehan Bersama
-
Mentan Temui Peternak yang Bersiap Demonstrasi di Depan Kantornya
-
Kementan Minta Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tepat Sasaran
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka