Suara.com - Ratusan remaja dan masyarakat di Kabupaten Cirebon mendapatkan sosialisasi program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) di Wilayah Perbatasan.
Sosialisasi ini digelar di Pondok Pesantren An Nasuha, Desa Kalimukti, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Selasa (29/10/19).
Program ini merupakan bagian dari Pelayanan KB (Keluarga Berencana) terintegrasi di wilayah perbatasan Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Sosialisasi ini pun mendapat dukungan dari Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum. Uu berujar, keluarga berencana merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Uu pun mengapresiasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat melalui BKKBN Jabar yang telah menggelar sosialisasi PKBR dan pelayanan KB terintegrasi tersebut.
“Apalagi ini kegiatannya langsung menyentuh masyarakat dan pelajar yang dipersiapkan untuk membina rumah tangga,” kata Uu.
“Jadi, para remaja ini sudah bisa mempersiapkan bukan hanya punya anak yang sudah direncanakan, tapi pernikahan pun sudah direncanakan, sehingga diharapkan akan menjadi rumah tangga yang hebat, sakinah, mawadah, warahmah, tapi anaknya juga hebat-hebat,” tambahnya.
Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo sementara itu mengatakan, berencana dalam berkeluarga sangat penting terutama terkait jarak kelahiran anak yang harus diperhatikan.
Anjurannya, kata Hasto, jarak melahirkan antara anak yang satu dengan anak berikutnya menurut tuntunan Alquran adalah 30 bulan, sementara menurut WHO jarak kelahiran anak adalah 33 bulan.
Baca Juga: Naik 8,51 Persen, UMP DIY Terrendah di Indonesia
Program KB sendiri membatasi usia pernikahan idealnya di atas 19 tahun karena melahirkan idealnya di usia 20 tahun. Sementara melahirkan sehat idealnya antara usia 20-35 tahun. Adapun BKKBN menyosialisasikan usia pernikahan di usia 21 tahun.
“Misi kami dari BKKBN adalah kalau tidak berencana, tidak terencana, berkeluarga itu banyak yang menjadi tidak positif,” ujar Hasto.
“Penelitian mengatakan bahwa kalau jarak (melahirkan) anak kurang dari dua tahun, itu banyak yang kemudian mengalami yang namanya stunting (yakni) tinggi badan kurang, agak kerdil, otaknya juga tidak tumbuh dengan baik. Kemudian juga ada yang autism, itu juga banyak yang terjadi pada anak-anak yang jaraknya itu dekat,” tambahnya.
Hasto pun mengatakan bahwa perencanaan bagi keluarga bisa dilakukan melalui pendidikan seks yang dikemas dengan baik. “Namun tidak jauh dari nilai-nilai agama bahkan bersumber dari nilai-nilai agama itu sendiri,” ujarnya menambahkan.
Pimpinan Pondok Pesantren An Nasuha KH. Muhammad Ussamah Manshur pun menyambut baik program sosialisasi PKBR ini. Menurut Ussamah, sosialisasi ini bisa menjadi momentum untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi para remaja.
“Ini (masa depan) harus dipersiapkan dengan baik, matangkan usianya, matangkan psikologisnya, matangkan segala-galanya, kapan harus menikah, kapan merencakan kehamilan. Boleh itu merencanakan kehamilan,” ujar Ussamah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Tegas! Ketua Banggar DPR Sebut Danantara yang Wajib Bayar Utang Whoosh
 - 
            
              Bahaya Judol dan Narkoba Lebih Besar dari Korupsi? Yusril Ungkap Fakta Lain Soal RUU Perampasan Aset
 - 
            
              Mata Lebam Siswi SD di Palembang, Ibu Menangis Histeris Duga Anaknya Dianiaya di Sekolah!
 - 
            
              Ngeri! Tanah di Makasar Jaktim Amblas Bikin Rumah Warga Ambruk, Disebabkan Apa?
 - 
            
              Gus Ipul Murka: Bansos Dipakai Bayar Utang dan Judi Online? Ini Sanksinya!
 - 
            
              Prabowo Tak Masalah Bayar Cicilan Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun: Saya Ambil Alih, Gak Perlu Ribut!
 - 
            
              Kades 'Geruduk' DPR, Minta Dilibatkan Ikut Kelola MBG ke Dasco
 - 
            
              Gubernur Riau Terjaring OTT, Begini Reaksi Ketua DPR Puan Maharani
 - 
            
              Kritik Rezim Prabowo, Mantan Jaksa Agung Bongkar Manuver Politik Muluskan Gelar Pahlawan Soeharto
 - 
            
              Jerit Pilu dari Pedalaman: Remaja Badui Dibegal Celurit di Jakarta, Tokoh Adat Murka