Suara.com - Putra sulung Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka angkat bicara mengenai aktivis dan pengacara Hak Asasi Manusia Veronica Koman soal Jenderal Sudirman oligarki.
Melalui akun Twitter @chilli_pari, Gibran menyemprot Veronica yang saat ini berstatus tersangka kasus dugaan penyebaran hoaks dan konten provokatif penyerangan asrama mahasiswa Papua.
"Ngawur!!" tegas Gibran seperti dikutip Suara.com, Minggu (24/11/2019).
Cuitan Gibran tersebut mendapat komentar positif dari warganet. Banyak pihak yang tak terima dengan sindiran Veronica.
Kejadian berawal saat Veronica mengunggah sebuah foto yang menunjukan momen Jokowi memperkenalkan tujuh staf khusus milenial di Istana Negara. Veronica menyoroti sosok di belakang Jokowi yang disebut oligarki.
"Sosok misterius siapa ini di belakang Pak Jokowi? Oligarki?" cuit Veronica.
Cuitan tersebut langsung menuai kontroversi.Banyak warganet yang tidak terima dengan pernyataan Veronica yang menyebut Jenderal Sudirman sebagai oligarki.
Selang beberapa hari, Veronica memberikan klarifikasi. Ia mengaku tidak mengetahui bila sosok di belakang Jokowi merupakan patung Jenderal Sudirman dan menyampaikan permintaan maaf kepada warganet yang merasa tersinggung.
"Jujur saya tidak tahu itu patung Jenderal Sudirman. Seumur-umur ke Istana cuma pernah nyampe di sampingnya pas antar surat Kamisan. Saya juga hampir tidak pernah nonton TV," ungkap Veronica.
Baca Juga: Polisi Malaysia Sebut Insiden Penusukkan WNI Tak Terkait Sepak Bola
"Saya minta maaf bagi yang merasa tersinggung soal pahlawan nasional," sambungnya.
Hingga kini, Veronica Koman berstatus sebagai tersangka atas kasus dugaan penyebaran hoaks dan konten provokatif penyerangan asrama mahasiswa Papua.
Veronica dijerat dengan pasal berlapis yakni UU UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), KUHP, UU Nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana, dan UU Nomor 40 Tahun 2008.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu