Suara.com - Nama Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Berkarya Priyo Budi Santoso kembali disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi pengadaan Alquran di Kementerian Agama. Ternyata, Priyo sempat mengatakan kalau kasus tersebut sudah tutup buku saat ingin bergabung dengan partai yang diketuai Tommy Soeharto.
Ketua DPP Partai Berkarya Andi Badaruddin Picunang mengatakan bahwa kalau keterangan itu disampaikan Priyo sebelum bergabung dengan Partai Berkarya pada 2018. Ketika itu Priyo sempat ditanyakan soal keterlibatannya dalan kasus korupsi pengadaan Alquran.
"Pada saat itu pak Priyo mengatakan bahwa kasus ini sudah selesai," kata Andi di Kantor DPP Berkarya, Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2020).
Dengan pengakuan tersebut, Ketua Umum Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto pun menerimanya dan langsung menunjuk Priyo sebagai sekretaris jenderal.
Kekinian Partai Berkarya menyadari kalau kasus itu belum selesai malah akan dilanjutkan kembali oleh KPK.
"Dasar keterangan dari pak Priyo itu membuat ketua umum kami menunjuk langsung selaku sekjen dan ternyata hari ini terjawab bahwa itu belum selesai," ujarnya.
Dengan begitu DPP Partai Berkarya pun langsung bersikap untuk merekomendasikan Priyo segera dinonaktifkan dari jabatannya. Hal serupa pun berlaku juga untuk Ketua DPP Berkarya Vasco Ruseimy yang namanya turut terseret dalam kasus korupsi tersebut.
"Kami minta untuk segera di nonaktifkan atau pak Priyo sendiri legowo mengundurkan diri," pungkasnya.
Baca Juga: Rugikan Negara Rp 35 Triliun, 3 Ormas Islam Soroti Korupsi Honggo Wendratno
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam