Suara.com - Koordinator Satgas Lawan Covid-19 DPR Sufmi Daco Ahmad menjawab sikap Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional (GP Jamu) yang keberatan dengan kebijakan impor jamu dari China. Apalagi, jamu impor tersebut dibagikan cuma-cuma untuk penderita Covid-19
Protes yang disampaikan GP Jamu tersebut ditujukan kepada Satgas Lawan Covid-19 sebagai pihak pengimpor jamu asal China tersebut.
Terkait protes GP Jamu, Dasco menjelaskan, jika impor jamu dilakukan semata-mata demi membantu pasien terpapar Covid-19. Ia meminta niat baik para anggota dewan yang tergabung dalam satgas tidak dijadikan polemik.
"Sebenarnya ini perlu diperjelas supaya jelas. Jangan dijadikan polemik karena ini kan niat murninya mau bantu. Emang dikira enggak pakai biaya. Kan kita bagi-bagiin gratis biayanya cukup mahal," kata Dasco kepada wartawan, Selasa (28/4/2020).
"Nah kalau memang perusahaan jamu mau ya kasih silakan saja dibagi-bagi gratis. Enggak ada masalah," sambungnya.
Dasco beralasan, pembagian jamu gratis dilakukan lantaran menjadi bagian dalam nazar dirinya. Diketahui, sebelumnya Dasco positif terpapar Covid-19 dan kemudian berhasil sembuh. Menurutnya, salah satu faktor dirinya bisa sembuh ialah dari khasiat jamu.
"Saya sendiri sudah merasakan manfaatnya saya sembuh dan saya nazar, kalau sembuh kita mau produksi yang banyak minimal untuk 3.000 orang. Kita mau bagi-bagi ke yang membutuhkan. Salahnya di mana sih? Binggung saya," ujarnya.
Sebelumnya, meski terkenal akan kekayaan tanaman herbalnya, popularitas obat tradisional khas Indonesia, yaitu jamu masih tertinggal dari ramuan obat-obatan China. Terutama dalam hal penanganan Virus Corona atau Covid-19.
Keluhan itu diungkapkan oleh Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania saat rapat virtual bersama Komisi VI DPR RI, Senin (27/4/2020), seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Baca Juga: Sedih, Ramuan China Lebih Dipilih Obati Pasien Covid-19 Ketimbang Jamu
Ia mengungkapkan, bahwa telah menemukan beberapa pasien yang terinfeksi Virus Corona yang diberikan obat tradisional China.
Padahal, kapasitas produk jamu masih bisa tercukupi persediaan di Tanah Air. Terlebih, hal itu terus dipromosikan pihak China ke berbagai negara, termasuk Indonesia
“Pemerintah China saya tahu ada misi dagang untuk ekspansikan obat tradisionalnya ke luar negeri sehingga mereka membuat program publikasi bahwa mereka merekomendasikan obat-obat tradisional China ini ke banyak negara termasuk Indonesia," ujar Inggrid.
Inggrid juga menyampaikan keheranannya pada Komisi VI DPR RI saat obat tradisional China justru lebih diutamakan untuk digunakan. Sementara, jamu dan obat tradisional tanah air seolah dipandang sebelah mata.
Lewat uji klinis yang telah dia lakukan, khasiat obat tradisional China yang diberikan ternyata hanya seperti obat untuk masuk angin. Obat ini biasanya diberikan untuk orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 yang mengalami gejala masuk angin.
Oleh karena itu, Inggrid menyayangkan tindakan tersebut. Ia kembali menegaskan bahwa formula obat tradisional untuk masuk angin banyak tersedia di Indonesia dan tidak perlu impor dari China.
Berita Terkait
-
Sedih, Ramuan China Lebih Dipilih Obati Pasien Covid-19 Ketimbang Jamu
-
Luncurkan 'Jamu' Penangkal Covid-19, Presiden Madagaskar Dikritik WHO
-
Ternyata Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Sempat Positif Covid-19, Ini Ceritanya
-
Tim Medis Covid-19 di Bandung Tidur di Hotel, Setiap Hari Dapat Jamu
-
Dampak dari Virus Corona, Omset Penjual Jamu Meningkat
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra