Suara.com - Pemerintah Kenya memberlakukan lockdown atau karantina wilayah terhadap dua kamp pengungsi untuk mencegah terjadinya penyebaran virus corona di daerah tersebut.
Dilansir dari Aljazeera, Kamis (30/4/2020), dua kamp yang mengalami penguncian adalah Dadaab di Kenya timur, serta Kakuma di barat laut Kenya.
Dadaab berisikan 217 ribu pengungsi, sementara Kakuma lebih dari 190 ribu orang. Dua kamp itu menampung para pengungsi dari Somalia, Sudan Selatan, dan Ethiopia.
Philippa Crosland-Taylor dari CARE, organisasi internasional berbasis di Jenawa, menilai penerapan lockdown di dua wilayah itu merupakan langkah tepat dari Kenya.
Data menunjukan bahwa di Dadaab, kapasitas karantina dan penanganan medis terkait Covid-19 sangat minim. Apabila infeksi terjadi, kamp tersebut jelas-jelas bakal sangat kewalahan.
"Kemungkinan wabah virus corona akan menjadi bencana dengan kapasitas karantina hanya 2.000 orang di tempat," ujar Philippa Crosland-Taylor dilansir Aljazeera, Kamis (30/4/2020).
"(Di sana) hanya ada satu fasilitas kesehatan COVID-19 khusus, termasuk 110 tempat tidur untuk lebih dari 270.000 orang," tambahnya.
Secara nasional, Kenya tak memberlakukan lockdown penuh. Mereka lebih memilih menerapkan peraturan jam malam dan menutup akses keluar masuk dari Narobi, tiga kota pesisir, dan wilayah timur laut Mandera.
Pandemi Covid-19 juga mengubah pendekatan pemerintah Kenya dalam membantu para pengungsi. Suplai makanan kini hanya dikirim dua bulan sekali, setelah sebelumnya bisa berlangsung setiap pekan.
Baca Juga: Belajar Sejarah Islam, Muslim Indonesia Memiliki Banyak Keturunan di Afrika
Juru bicara badan pengungsi PBB Eujin Byun mengatakan hal itu dilakukan untuk meminimalisir kontak langsung antara penduduk dan pekerja kemanusiaan.
Demi menjaga ketentraman para pengungsi, Kenya juga menggunakan fitur aplikasi seperti WhatsApp untuk memberikan informasi terkini kepada orang-orang di kamp.
"Untuk mengurangi rasa takut dan panik di kamp pengungsi dan mencegah segala bentuk kesalahan informasi," kata Eujin Byun.
Berita Terkait
-
Update Virus Corona Global 30 April: Pasien Sembuh Tembus Satu Juta Orang
-
Hari Kedua Perpanjangan PSBB Bogor, Masih Banyak Pengendara yang Melanggar
-
Gejala Sangat Variatif, Inilah Alasan Dokter Sulit Mendiagnosis Covid-19
-
Inggris Jadi Negara Kedua dengan Kematian Covid-19 Tertinggi di Eropa
-
Sebelum Bunuh Istri, Suami di Bekasi Sempat Ajukan Bansos Corona ke RW
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!