Suara.com - Semrawutnya penyaluran bantuan sosial terjadi di kala pandemi Virus Corona atau Covid-19 menunjukan amburadulnya pengelolaan data yang dilakukan pemerintah selama ini.
Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute (TII) Center for Public Policy Research Arfianto Purbalaksono menilai, keberadaan data seringkali diabaikan dalam proses pembuatan kebijakan di Indonesia. Bahkan bukan tidak mungkin data antara satu kementerian dengan kementerian lainnya malah saling tumpang tindih.
"Manajemen data masih berantakan dan ini menimbulkan masalah bagi orang yang ingin mengakses data pemerintah. Hal ini karena data di tingkat hulu tidak dikelola dengan benar. Selain itu, tidak ada standar data yang jelas antara lembaga pemerintah," kata Anto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/5/2020).
Kemudian, Anto juga menyoroti soal implementasi kebijakan Peraturan Presiden (Perppres) Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.
Dalam Perpres tersebut dijelaskan maksud dari Satu Data Indonesia ialah kebijakan tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi Daerah.
Namun, Anto menyayangkan kalau implementasinya belum berjalan baik dengan dicontohkan pada situasi saat ini. Dengan begitu, ia menyarankan kepada pemerintah lebih memprioritaskan program peningkatan manajemen data.
Menurutnya program itu penting untuk dijalankan agar data pemerintah dapat dikelola dengan baik.
"Manajemen data yang baik akan mendorong keterbukaan dan transparansi data, sehingga tercipta perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan yang berbasis pada data. Selain sebagai dasar pembuatan kebijakan demi pembangunan nasional, pengelolaan data yang baik sejalan dengan tujuan dari pemerintahan terbuka (open government)," katanya.
Baca Juga: Anies Sempat Ungkap Bansos Isi Daging Ayam, Fraksi PDIP DPRD: Bikin Bingung
Berita Terkait
-
Anak Wapres Maruf Amin: Tak Semua Orang Susah Dapat Bantuan Pemerintah
-
Tukang Becak Bantu Distribusi Bansos untuk Warga Terdampak Corona
-
Bansos COVID-19 Orang Miskin di Tangerang Disunat RT untuk Beli Rokok
-
Sembako Telat karena Kemasan, DPR: Tas Bantuan Presiden Bisa Bulan Depan
-
Karung Beras Bansos Corona di Banten Ditempel Foto Gubernur Wahidin Halim
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar
-
Apresiasi Mendagri untuk Komisi II atas Dukungan terhadap Program Kinerja Kemendagri 2026
-
Penjelasan Lengkap Menkominfo Soal Video Presiden di Bioskop: Transparansi atau Propaganda?
-
Nasib 16 Calon Hakim Agung Ditentukan Besok, Komisi III DPR Gelar Rapat Pleno
-
Bukan karena Isu Ijazah Palsu, KPU Beberkan Alasan Data Capres Dirahasiakan
-
Masih Sebatas Usulan, Menteri HAM Ternyata Belum Sampaikan ke DPR soal Lapangan Demo
-
Integrasi Data dengan Dukcapil Percepat Proses Layanan BRI
-
Giliran Gen Z Timor Leste Demo! Dipicu Pembelian Toyota Prado untuk Anggota DPR