Suara.com - Presiden Jokowi atau Jokowi menegaskan bahwa belum ada kebijakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Menanggapi hal ini, politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean merasa heran dan memberikan kritik keras.
Menurut Ferdinand, meskipun belum ada kebijakan yang dikeluarkan oleh Jokowi terkait pelonggaran PSBB. Tapi pada kenyataannya di lapangan sudah terjadi relaksasi.
Kritik ini disampaikan Ferdinand melalui akun Twitter pribadinya, @FerdinandHaean2, yang diunggah pada Senin (18/5/2020).
"Belum ada kebijakan resmi pelonggaran PSBB, tapi prakteknya sudah berjalan..!!" cuit Ferdinand yang menunjukkan tautan artikel dari situs resmi Sekretariat Kabinet.
Dalam cuitan sebelumnya, Ferdinand juga mempertanyakan hal yang sama kepada Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto
Sebelumnya, Achmad Yurianto pun menegaskan, pemerintah tidak melakukan pelonggaran atau relaksasi terhadap penerapan PSBB.
Ferdinand berkomentar, "Terus yang terjadi sekarang ini apa pak? Pura-pura pembatasan?"
Untuk diketahui, Presiden Jokowi menegaskan bahwa tidak ada pelonggaran PSBB saat Rapat Terbatas (Ratas) melalui Video Conference mengenai Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19, Senin (18/5) dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta.
Baca Juga: Matahari Lockdown Adalah Fenomena Alam Biasa, Tak Bikin Bumi Beku
Karena jangan muncul nanti dikeliru ditangkap masyarakat bahwa pemerintah sudah mulai melonggarkan PSBB, belum," tutur Presiden.
Presiden mengatakan bahwa pelonggaran PSBB baru sebatas rencana dan skenario belum ada kebijakan resminya.
"Yang sedang kita siapkan ini memang baru sebatas rencana atau skenario pelonggaran yang akan diputuskan setelah ada timing yang tepat serta melihat data-data dan fakta-fakta di lapangan," ucap Jokowi.
Presiden juga mengingatkan bahwa pemerintah tetap dilarang mudik lebaran.
"Dalam minggu ini maupun minggu ke depan ke depannya lagi, 2 minggu ke depan pemerintah masih akan tetap fokus pada larangan mudik dan mengendalikan arus balik," tutur Jokowi.
Perlu diingat juga, lanjut Presiden, bahwa yang dilarang itu mudiknya, bukan transportasinya.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Benarkah Foto Jokowi Hadiri Konser Musik di Tengah Wabah Corona?
-
CEK FAKTA: Foto Jokowi Mau Jenius Seperti Saya Minum Ajinomoto, Benarkah?
-
Ternyata Benar! Jokowi Punya Rencana Longgarkan PSBB Virus Corona
-
Presiden Joko Widodo Tinjau Distribusi Sembako Tahap Ketiga
-
Jokowi soal Relaksasi PSBB: Harus Hati-hati, Jangan Keliru Memutuskan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional