Suara.com - Ketika pandemi Covid-19 menghantam dunia, kalangan miliuner justru punya visi yang berbeda.
Mereka tidak berada di level pencegahan melainkan menghindari virus corona dengan cara pindah kewarganegaraan.
Menyadur New York Post pada Selasa (11/08/2020), kaum pengusaha papan atas dari seluruh dunia kini melirik negara-negara eksotis yang cenderung aman untuk mengalihkan perhatian mereka dari virus corona.
Menurut informasi, firma penasihat kewarganegaraan dan residensi terbesar di dunia, Henley & Partners justru mengalami lonjakan bisnis saat pandemi.
Orang-orang Amerika sibuk mencari informasi tentang cara pindah kewarganegaraan ke negara Pasifik Selatan sepanjang bulan Mei. Peningkatan pencarian informasi ini melonjak 65% dibandingkan tahun lalu.
Negara lain yang juga dilirik adalah Karibia, Malta dan Australia. Semuanya memiliki kesamaan yaitu pemandangan pantai yang eksotis, suasana isolasi yang tak pernah membosankan dan investasi baru yang super menguntungkan.
"Mereka sekarang menyadari, mari kita menerapkan rencana darurat," kata Dominic Volek, kepala penjualan Henley, pada Bloomberg .
"Itulah mengapa kami sekarang melihat lonjakan yang cukup tinggi, tidak hanya dalam pertanyaan tetapi juga dalam keluarga yang benar-benar mendaftar dan berkata, 'Ayo mulai prosesnya."
Seorang managing partner di firma hukum Fragomen, Nadine Goldfoot, mengatakan pada Bloomberg bahwa pandemi telah mendorong orang-orang kaya untuk mengambil tindakan ekstra.
Baca Juga: Jangan Asal, Ketahui 6 Kiat Investasi Bagi Pemula
"Apa yang terjadi saat ini membuat orang-orang kaya memilih negara lain dengan keadaan yang stabil selama pandemi dan bagaimana pendekatan pemerintahdalam mengatasi pandemi."
Negara lain seperti Portugal, yang memiliki program tinggal demi investasi, juga populer karena pasar real estatnya yang stabil dan jumlah kasus virus corona yang rendah.
Henley baru-baru ini melakukan ekspansi ke negara lain seperti Nigeria dan akan segera membuka satu lagi di India.
Banyak orang menciptakan zona aman untuk penguncian lain dengan potensi gelombang virus corona kedua dan mereka ingin berada di suatu tempat yang dapat dikelola.
Tentu saja, semua ini membutuhkan biaya yang tak murah. Jumlah yang dibayarkan bisa berbeda-beda, tergantung jenis visa yang dibutuhkan.
Untuk tinggal, bekerja dan belajar di Selandia Baru, orang harus membayar antara USD 2 juta atau Rp 29,5 miliar hingga USD 10 juta yang setara Rp 147 miliar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
Terkini
-
Resmi! 86 Anak Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Ajukan Permohonan Pelindungan ke LPSK
-
Viral Petugas Dipecat Gara-gara Tumbler Penumpang, Ini Klarifikasi KAI Commuter
-
Duduk Perkara Kasus ASDP Berujung Rehabilitasi Prabowo, Kenapa KPK Bersikukuh Ira Puspadewi Korupsi?
-
Pimpinan Komisi III DPR Usulkan Jabatan Kakorlantas Polri Diisi Jenderal Bintang 3, Ini Maksudnya
-
Presiden Prabowo Terima Kunjungan Ratu Maxima, Bahas Inklusi Keuangan dan Judi Online
-
Senyum Semringah Suami Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Saat Kunjungi Rutan KPK
-
Eks Dirut ASDP Ira Dapat Dukungan di Medsos, KPK: kalau Narasi Dizalimi Itu Hak Mereka
-
Berkaca dari Kasus Alvaro, KemenPPPA Ingatkan Jangan Salah Pilih Pasangan saat Sudah Punya Anak
-
Legislator PDIP Desak Usut dan Tindak Pejabat yang Biarkan Bandara 'Siluman' di Morowali Beroperasi
-
Dibentak dan Diludahi: Motif Sakit Hati Ungkap Pembunuhan Mayat dalam Karung di Cikupa