Suara.com - Pulau di Filipina selatan, Jolo, dihantam dua kali ledakan bom dalam waktu yang hampir bersamaan pada Senin (24/8). Insiden ini menewaskan 15 orang dan melukai 75 lainnya.
Menyadur Channel News Asia, sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan terbesar sejak Januari 2019 ini, dengan ledakan bom di sebuah gereja.
Pihak militer mengatakan pertama terjadi sekitar tengah hari, di mana sebuah ledakan bom rakitan yang terpasang di sepeda motor meledak di dekat dua truk tentara yang terparkir, menewaska tentara dan warga sipil.
Sementara ketika polisi dan tentara mengamati tempat kejadian, seorang perempuan dengan bom, mencoba menerobos penjagaan dan meledakkan diri. Beberapa orang termasuk pelaku tewas.
Secara total, delapan anggota pasukan keamanan, enam warga sipil dan pelaku bom bunuh diri tewas, sedangkan 27 personel keamanan dan 48 warga sipil terluka dalam serangan di Jolo, salah satu pulau yang berpenduduk mayoritas muslim itu.
"Kami sangat mengukut insiden ledakan di Jolo," ujar juru bicara kepresidenan Harry Roque.
"Pihak berwenang sekarang sedang melakukan penyelidikan, termasuk mengidentifikasi individu atau kelompok di balik serangan pengecut ini," imbuhnya.
Pasukan tersebut termasuk di antara divisi khusus yang dibuat oleg Presiden FIlipina Rodrigo Duterte guna melumpuhkan Abu Sayyaf, sebuah kelompok yang dikenal sebagai bandit, kerap melakukan pembajakan dan penculikan untuk meminta tebusan.
Kelompok ini merupakan dalang di balik serangan yang tak terhitung jumlahnya, menyasar warga sipil dan militer Filipina.
Baca Juga: Perawat Rela Telat Kerja Demi Bantu Tunawisma Melahirkan di Pinggir Jalan
Abu Sayyaf didirikan pada 1990-an, berakar daeri gerakan separatis yang sudah lama ditinggalkan. Kelompok ini aktif di kepulauan Sulu di Mindanao.
Pemerintah sebelumnya telah mengerahkan ratusan tentara di kepulauan Sulu guna menghancurkan kelompok yang terkait dengan ISIS dan al-Qaeda itu.
Berbagai faksi kelompok tersebut telah menjadi berita utama, paling anyar adalah bom bunuh diri. Selain itu, mereka melakukan pembajakan dan penculikan dengan khas memenggal kepala tawanan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka