Suara.com - Anggota DPR RI Fadli Zon angkat bicara mengenai kemunculan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang menuai polemik. Menurutnya, kehadiran KAMI justru memberi hawa segar untuk demokrasi.
Hal itu disampaikan oleh Fadli Zon melalui akun Twitter miliknya @fadlizon. Ia menilai kehadiran KAMI sebagai suatu hal yang positif dalam praktik demokrasi di Nusantara.
"Saya melihat kemunculan kelompok oposan di luar parlemen seperti KAMI ini merupakan hawa segar bagi 'demokrasi' yang makin sumpek," kata Fadli seperti dikutip Suara.com, Minggu (30/8/2020).
Fadli Zon menjelaskan, KAMI merupakan bagian dari civil society yang meneruskan kegelisahan masyarakat. Bagaimanapun, kekuasaan butuh diawasi dan dikritik.
Peran KAMI sama halnya seperti lembaga resmi pemerintahan seperti parlemen dan pers.
"Kemunculan KAMI menunjukkan ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam fungsi parlemen, partai politik, pers dan institusi-institusi pilar demokrasi lainnya," ungkap Fadli.
Menurutnya, jika parlemen dan partai politik menjalankan fungsinya dengan baik, peka terhadap aspirasi masyarakat dan melaksanakan fungsi 'check and balaces' terhadap kekuaaan, maka gerakan seperti KAMI tak akan muncul.
Fadli juga menilai, tuntutan yang disuarakan KAMI tidak ada yang menyimpang dari koridor hukum dan demokrasi.
Salah satunya meminta penyelenggara negara, khususnya pemerintah, DPR, DPD, dan MPR agar tidak menyimpang dari jiwa Pembukaan UUD 1945, yang di dalamnya terdapat Pancasila.
Baca Juga: Gatot: Negara Lagi Sakit, Lagi Susah, Terus Kamu Enggak Mikirin Negara?
"Sebagai anggota @DPR_RI, saya justru berterima kasih karena ada yg mengingatkan untuk apa dan siapa sebenarnya kita harus bersuara di parlemen," tuturnya.
Oleh karena itu, Fadli meminta publik tidak perlu jengah dengan kehadiran KAMI hingga memberi penilaian yang menyudutkan.
Terkait orang-orang dibalik berdirinya KAMI yang diklaim sebagai 'orang-orang yang pernah kalah' dalam perebutan kekuasaan, Fadli mematahkan hal tersebut.
Dalam kamus demokrasi, kata Fadli, tak ada konsep 'yang menang' dan 'yang kalah'. Demokrasi hanya mengenal konsep 'penguasa' dan 'oposisi'.
Fadli menilai para tokoh dibalik KAMI, seperti Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, Rocky Gerung dan M Said Didu, merupakan 'senior citizens' yang memiliki reputasi terpuji. Mereka berada di posisi sangat terhormat dalam bingkai demokrasi.
"Mereka adalah orang-orang yang mewakafkan diri untuk meluruskan jalan yang bengkok," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka