Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat orang-orang harus mencari 'sebagian yang lain' untuk menggantikan 'sebagian yang hilang'. Sebagian yang hilang dalam konteks ini adalah perjumpaan.
Dalam konteks yang lebih luas, perjumpaan adalah momen yang kerap terjadi di seluruh peristiwa, salah satunya teater. Dalam seni pertunjukan, selalu ada berbagai macam perjumpaan antara penonton dan performer: perjumpaan gagasan, perjumpaan artistik, maupun perjumpaan rasa.
Sejumlah kelompok teater kini harus menghadirkan cara-cara baru dalam menyajikan suatu pertujukan. Sejumlah pertunjukan berbasis daring kini ditempuh sebagai upaya menghadirkan perjumpaan antara penonton dan performer.
Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) melalui Komite Teater akan menggelar program Djakarta Teater Platform 2020 dengan tajuk "JEDA".
Rangkaian program tersebut akan berlangsung secara daring dan luring mulai tanggal 21 November sampai 29 November 2020.
Pertunjukan daring akan disiarkan melalui kanal YouTube Dewan Kesenian Jakarta. Sedangkan, acara secara luring akan dilangsungkan di Humaark yang merupakan alternatif art center non-profit dengan protokol kesehatan yang telah disesuaikan dengan perturan kesehatan di masa pandemi.
Yudi Ahmad Tajudin, sutradara Teater Garasi -- kelompok teater yang berbasis di Yogyakarta-- mengatakan, krisis pandemi Covid-19 memang memukul seni pertunjukan saat ini. Dia berpendapat, pada dasarnya seni pertunjukan memang berpijak pada pertemuan fisik -- baik saat proses penciptaan maupun presentasi kepada penonton dalam ruang yang sama.
Menyoroti hal tersebut, Yudi lantas membuka wacana terkait 'sesuatu yang harus dibuka' dalam krisis perjumpaan tersebut. Bagi dia, harus ada peluang yang harus dibuka terhadap kemungkinan dari kerja-kerja teater.
"Peluang apa yang dibuka dan peluang terhadap kemungkinan-kemungkinan penciptaan teater?" ungkap Yudi dalam diskusi daring yang dihelat Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta, Jumat (20/11/2020).
Baca Juga: Djakarta Teater Platform Hadir Lagi, Tema Tahun Ini Jeda
Pertunjukan berbasis daring menjadi pilihan para seniman teater pada awal pandemi Covid-19 menghajar Tanah Air. Seni pertujukan, dari semula adalah pertemuan antara performer dan penonton di ruang yang sama beralih wahana ke bentuk virtual.
Yudi menyebutkan, para seniman teater kini harus mengakrabkan diri dengan sejumlah media lain. Sebut saja kamera, layar, hingga proses editing video sebuah pertunjukan.
Untuk selanjutnya -- entah pandemi ini berlangsung atau nantinya selesai -- pergaulan dengan media dan bentuk lain akan memberikan kepekaan terhadap sang seninan. Misalnya, kepekaan visual.
Yudi berpendapat, dalam program Djakarta Teater Platform ada percoban-percobaan lain dalam mencari kemungkinan baru dari seni pertunjukan. Dia berpendapat, kemungkinan yang akan diterobos bukanlah suatu bencana atau keterpaksaan. Lebih kepada usaha dalam proses komunikasi karya.
"Itu juga kemudian jadi satu kemungkinan yang terlihat, bukan satu bencana, bukan satu keterpaksaan," sambungnya.
Yudi melanjutkan, krisis saat masa pandemi Covid-19 juga membuka kemungkinan yang lain. Bagi dia, pencarian bentuk-bentuk baru dalam seni pertunjukan akan menambah pengalaman baru bagi sang performer maupun penonton.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
DPR Desak BRIN Ubah Pendekatan Penanganan Bencana: Fokus Riset, Mitigasi, dan Pendidikan
-
Bawa Kasus ke Jakarta, Pengacara Ungkap Sederet Kejanggalan Kasus Penembakan 5 Petani di Pino Raya
-
Hujan Deras Lumpuhkan Tiga Koridor Transjakarta, Rute Dialihkan karena Pohon Tumbang
-
Eksekusi Brutal Dua Matel di Kalibata: Bagaimana Semua Jejak Lenyap?
-
Pengamat: Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden Masuk Akal, DPR Justru Ganggu Check and Balances
-
3 Santriwati Hanyut Sungai Lusi Ditemukan Meninggal, Total Korban Jiwa Menjadi Lima
-
Pilkada Kembali ke DPRD: Solusi Hemat Anggaran atau Kemunduran Demokrasi?
-
Muncul Perkap Anggota Polri Bisa Jabat di 17 Kementerian/Lembaga, Ini Respons Komisi III DPR
-
Polisi Ungkap Pemicu Kebakaran Maut Terra Drone: Akibat Baterai 30.000 mAh Jatuh
-
18 Hari Mengungsi, Korban Banjir Pidie Jaya Butuh Tenda untuk Kembali ke Kampung Halaman