Suara.com - Seorang remaja Israel dipenjara oleh negaranya sendiri karena menolak untuk menyelesaikan dinas militer. Wanita bernama Hallel Rabin ini dipenjara selama 56 hari atas keputusannya.
Menyadur Middle East Monitor Rabu (06/01) Hallel Rabin tak cuma dipenjara, ia juga harus menghadapi tuduhan berkhianat pada negaarnya sendiri.
"Militer adalah salah satu sistem yang paling terorganisir dan diminyaki dengan baik di negara ini, dan menentangnya karena motif ideologis, moral atau politik hampir dianggap tabu," jelasnya.
"Jadi tindakan saya juga disambut dengan reaksi bermusuhan dan ekspresi kebencian dan kemarahan," lanjut remaja berusia 19 tahun itu.
Tentara Israel yang secara resmi bernama Pasukan Pertahanan Israel (IDF) didirikan tahun 1948 oleh Perdana Menteri pertama, David Ben-Gurion, yang berprinsip bahwa seluruh bangsa adalah tentara.
Semua warga negara Yahudi dan Druze Israel yang berusia di atas 18 tahun diharapkan melapor untuk bertugas di militer, kecuali 20 persen populasi Arab di negara itu.
"Sejak usia yang sangat muda, sebagian besar penduduk hanya mengetahui bahwa tugas mereka di masa depan adalah mengabdi di militer," Hallel menjelaskan.
Selama pertemuan pertamanya dengan sistem militer pada usia 17 tahun, dia memberi tahu mereka tentang keputusannya untuk tidak bergabung dengan tentara atas kebijakannya terhadap Palestina.
Menurut Hallel, militer Israel, pesawat tempur, drone, dan kapal perang telah melecehkan, mengintimidasi, dan membunuh rakyat Palestina secara teratur dan dengan impunitas selama beberapa dekade.
Baca Juga: Kashmir Memanas Lagi, Militer India Dituduh Lancarkan Tembakan, Satu Tewas
"Setelah memutuskan untuk tidak mendaftar, saya memulai proses mencoba melalui komite hati nurani untuk dibebaskan tanpa dipenjara, tetapi ditolak tiga hari sebelum tanggal wajib militer," kata Hallel Rabin.
"Saya tiba pada hari wajib militer mengetahui bahwa saya akan dikirim ke penjara hari itu juga."
Setelah menyimpulkan bahwa dinas militer tidak sesuai dengan cita-citanya, ia bergabung dengan Mesarvot, jaringan akar rumput yang menyatukan individu yang menolak untuk mendaftar menjadi tentara sebagai protes atas pendudukan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah
-
BGN Memperketat Syarat Sopir MBG Pasca Insiden Cilincing, SPPG Tak Patuh Bisa Diberhentikan
-
Bupati Kini Jadi 'Dirigen' Program MBG, Punya Kuasa Tutup Dapur Nakal
-
Program MBG Bikin Ibu di Lumajang Kantongi Ratusan Ribu, Ekonomi Lokal Melesat
-
Babak Penentuan Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Gelar Perkara Khusus Senin Depan
-
Kebahagiaan Orangtua Siswa SMK di Nabire Berkat Program Pendidikan Gratis
-
Sosialisasi Program Pendidikan Gratis, SMK Negeri 2 Nabire Hadirkan Wali Murid
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Kota, dari Pekanbaru Hingga Banten
-
Cuaca Hari Ini: Jakarta dan Sekitarnya Diguyur Hujan Ringan, Waspada Banjir