Suara.com - Amerika Serikat menuntut tiga pria Korea Utara karena mencuri dan memeras lembaga keuangan dan pertukaran cryptocurrency di seluruh dunia lebih dari 1,3 miliar dolar atau sekitar Rp 18,2 triliun.
"Operator Korea Utara, menggunakan keyboard dan bukan senjata, mencuri dompet digital cryptocurrency alih-alih karung uang tunai, adalah perampok negara-bangsa abad ke-21 terkemuka di dunia," kata John Demers, asisten jaksa agung AS disadur dari Sky News, Kamis (18/2/2021).
"Sederhananya, rezim telah menjadi sindikat kriminal dengan bendera, yang memanfaatkan sumber daya negara untuk mencuri ratusan juta dolar," lanjutnya.
Tuntutan tersebut menyusul laporan rahasia PBB yang beredar di antara anggota Dewan Keamanan yang mengklaim bahwa Korea Utara terus memelihara dan mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya dengan dana hasil pencurian siber.
Ketiga pria tersebut adalah Jon Chang Hyok (31), Kim Il (27), dan Park Jin Hyok (36). Mereka dituduh bekerja untuk dinas intelijen militer Korea Utara, khususnya Biro Umum Pengintaian (RGB).
Park Jin Hyok sebelumnya didakwa pada 2018 atas keterlibatannya dalam peretasan atas nama negara Korea Utara, tetapi dua pria lainnya baru pertama kali dipublikasikan.
Dakwaan terhadap mereka berisi tuduhan terperinci tentang keterlibatannya dalam perampokan dunia maya, termasuk serangan terhadap Sony Pictures.
Peretasan terhadap Sony Pictutes diyakini sebagai pembalasan atas filmnya The Interview, yang menggambarkan pembunuhan fiksi Kim Jong Un.
Para pria tersebut juga dituduh menciptakan ransomware WannaCry yang menyerang NHS pada 2017, serta pengembangan aplikasi cryptocurrency palsu dengan pintu belakang yang memungkinkan mereka mencuri uang pengguna.
Baca Juga: Begini Kabar Istri Kim Jong Un Setelah Setahun Tidak Muncul di Depan Umum
Pihak Pyongyang membantah terlibat dalam semua insiden tersebut.
"Cakupan tindakan kriminal oleh peretas Korea Utara sangat luas dan berlangsung lama, dan kisaran kejahatan yang mereka lakukan sangat mengejutkan," kata Penjabat Pengacara AS Tracy Wilkison.
"Tindakan yang dirinci dalam dakwaan adalah tindakan kriminal negara-bangsa yang tidak berhenti untuk membalas dendam dan mendapatkan uang untuk menopang rezimnya." sambungnya.
Asisten direktur Dinas Rahasia AS Michael D'Ambrosio menyebutkan bahwa kasus tersebut ini adalah "contoh yang sangat mencolok dari aliansi yang tumbuh antara pejabat dalam beberapa pemerintah nasional dan penjahat dunia maya yang sangat canggih,".
"Orang-orang yang didakwa hari ini melakukan serangkaian kejahatan keuangan dan dunia maya yang belum pernah terjadi sebelumnya: dari serangan ransomware dan kampanye phishing, hingga pencurian bank digital dan operasi pencucian uang yang canggih," ujar D'Ambrosio.
"Dengan korban berserakan di seluruh dunia, kasus ini menunjukkan lagi bahwa tantangan kejahatan dunia maya adalah, dan akan terus menjadi, perjuangan yang hanya bisa dimenangkan melalui kemitraan, ketekunan, dan fokus tanpa henti untuk meminta pertanggungjawaban penjahat." sambungnya
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Warga Protes Bau Sampah, Pramono Perintahkan RDF Plant Rorotan Disetop Sementara
 - 
            
              Tanggul Jebol Terus? DKI Jakarta Siapkan Jurus Pamungkas Atasi Banjir Jati Padang!
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Prabowo Cari Aman dari Kasus Judol? PDIP: Gerindra Bukan Tempat Para Kriminal!
 - 
            
              Prabowo Pasang Badan Soal Utang Whoosh: Jangan Dipolitisasi, Nggak Usah Ribut-ribut!
 - 
            
              Puan Maharani: Negara Harus Permudah Urusan Rakyat, Bukan Persulit!
 - 
            
              Gebrakan Ambisius Prabowo: Whoosh Tembus Banyuwangi, Pasang Badan Soal Utang
 - 
            
              Prabowo Akhirnya Bicara Soal Polemik Whoosh: Saya Tanggung Jawab Semuanya!
 - 
            
              Makin Beringas! Debt Collector Rampas Mobil Sopir Taksol usai Antar Jemaah Umrah ke Bandara Soetta
 - 
            
              Dari Logo Jokowi ke Gerindra: 5 Fakta Manuver Politik 'Tingkat Dewa' Ketum Projo Budi Arie
 - 
            
              Said Abdullah PDIP Anggap Projo Merapat ke Prabowo Strategi Politik Biasa, Ada 'Boncengan' Gibran?