Suara.com - Ferdinand Hutahaean kembali mebuat sebuah cuitan yang menyita perhatian publik. Kali ini, ia menyampaikan kecaman pada Ustaz Yahya Waloni yang menyebut Yesus sebagai nabi gagal.
Dalam sebuah cuitan yang diunggah pada Minggu (28/2/2021) Ferdinand menanggapi sebuah artikel berita yang membahas soal pernyataan Yahya Waloni tentang nabi gagal.
Menurut Ferdinand, apa yang disampaikan oleh Yahya Waloni sudah masuk kategori penistaan agama. Ia juga menyebut Yahya Waloni semakin berulah seolah tak ada yang berani padanya.
"Jelas ini masuk kategori penistaan agama. Yahya Waloni ini semakin berulah dan semakin sembarang bicara merasa tidak ada yang berani sama dia dan tidak ada yang berani ganggu dia," tulis Ferdinand.
"Sepertinya Yahya Waloni ini sudah perlu dikandangkan," lanjutnya.
Menanggapi cuitan tersebut, para warganet memberikan beragam komentar. Ada beberapa warganet yang sepakat dengan Ferdinand, namun ada juga yang menganggap ucapan Yahya Waloni itu tak perlu digubris.
"Nggak perlu bang, jiwa binatangnya sedang terpenjara di raga manusia... pengen keluar, bebas... tapi nggak bisa. Makanya sering meronta Ustadz Waloni," tulis warganet dengan akun @32MO***.
"Betul sekali orang kaya gini nggak usah digubris. Biar Tuhan yang bekerja.. Damai Indonesiaku," tulis warganet dengan akun @BaktiRh***.
"Laporin bang ... kalau nggak kena sanksi hukum, cabut aja pasal penistaan yang diskriminasi itu," tulis warganet dengan akun @MrsRache***.
Baca Juga: Sindir Buzzer, Ferdinand Hutahaean: Soal Kemunafikan Kita Memang TOP 1!
Diketahui Yahya Waloni menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah video yang tayang di Kanal Youtube Termometer Islam. Dalam video tersebut ia menyebut Yesus sebagai salah satu nabi yang gagal.
“Dari 123.999 nabi gagal menuntun manusia ke jalan yang lurus ke jalan agama yang Tauhid. Hanya satu yang berhasil, nabi kita Muhammad SAW,” tegasnya.
“Nabi yang terakhir gagal itu dari 123.999 nabi bernama Yesuah Amasiah atau Isa Almasih dalam bahasa kristennya Yesus Kristus,” ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
-
Ustaz Yahya Waloni Sebut Yesus Nabi Gagal, Ferdinand: Ini Penistaan Agama!
-
Ferdinand Hutahaean Tak Bangga KPK Tetapkan Gubernur Sulsel Jadi Tersangka
-
Isu Korupsi DKI, Ferdinand: Transparansi dan Integritas Mati Dibunuh Anies!
-
Yahya Waloni Saran ke Jokowi: Semua Lepas Masker, Jangan Percaya Covid
-
Sindir Buzzer, Ferdinand Hutahaean: Soal Kemunafikan Kita Memang TOP 1!
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
KontraS Temukan Dugaan Penghilangan Paksa pada Aksi Unjuk Rasa 25-31 Agustus!
-
Profil Wakapolri Dedi Prasetyo, Jenderal Profesor Bakal Gantikan Listyo Sigit jadi Kapolri?
-
Sampaikan Simpati Doha Diserang, Ini Poin-poin Pertemuan Prabowo dan Emir Qatar
-
Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
-
Bali 'Tenggelam' di 120 Titik: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Gila dan Peran Sampah Kita
-
Dasco: Belum Ada Surat Presiden Prabowo soal Pergantian Kapolri
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen