Suara.com - Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mempertanyakan maksud pemerintah tidak memasukkan Universitas Diponegoro atau Undip Semarang dalam konsorsium vaksin nasional yang mengembangkan Vaksin Merah Putih.
Saleh mengatakan dengan tidak dimasukkannya Undip dalam konsorsium vaksin nasional, maka seolah-olah penelitian Vaksin Nusantara gagasan Eks Menkes Terawan Agus Putranto bersama Undip dan RSUP Kariadi Semarang jadi tak kredibel.
"Itu ada 7 lembaga inisiator vaksin merah putih, lembaga eikjman, LIPI, UI, UGM, ITB, UNAIR, UNPAD. Tidak ada Undip pak? ini saya tanya, ini kenapa kok tidak ada Undip? bukan kah tadi penelitian vaksin nusantara itu juga didanai oleh dana Kementerian Kesehatan, kok enggak ada?" kata Saleh dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021).
Ketua Fraksi PAN itu menyebut kondisi ini membuat Terawan tersudutkan di hadapan publik.
"Ini seakan-akan vaksin nusantara diam-diam bikin sendiri, dan yang paling pahitnya lagi adalah yang muncul di luar sana seakan-akan vaksin nusantara itu adalah keinginan pribadi Jenderal Terawan," ucapnya.
Oleh sebab itu, dia meminta Kementerian Kesehatan serta Kementerian Riset dan Teknologi mendukung penuh penelitian UNDIP terhadap Vaksin Nusantara.
"Ini jangan sampai membuat distorsi pemikiran kita, saya ini akademisi, saya banyak belajar di perguruan tinggi besar, dan saya tahu bagaimana orang melakukan penelitian. Selama yang dilakukan undip itu sesuai metodologi penelitian yang benar, itu harus diakui," tegasnya.
Menjawab hal itu, Menristek Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa konsorsium vaksin nasional dibentuk tidak dengan menunjuk satu per satu perguruan tinggi atau pun lembaga penelitian.
"Anggota awal hanya satu, kemudian nambah dua karena LIPI di bawah kami juga, dan yang perguruan tinggi mengajukan satu per satu, kita tidak bisa main tunjuk kalau yang bersangkutan tidak mempunya interest dan kemampuan, sehingga muncullah beberapa platform tadi," kata Bambang.
Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Pastikan Izin Vaksin AstraZeneca Sesuai Prosedur
Diketahui, Vaksin Merah Putih tengah dikembangkan oleh enam lembaga penelitian yang tergabung dalam konsorsium vaksin nasional yang dibentuk pada 9 September 2020 lalu.
Keenam lembaga tersebut antara lain Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institute Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Airlangga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?