Suara.com - Dilaporkan terjadi sebuah aksi penembakan massal di supermarket di Boulder, Colorado pada Senin sore (22/3/2021) waktu setempat.
Menyadur dari Aol.com seorang polisi berna Kerry Yamaguchi menyebut bahwa pelaku telah berada di tahanan dalam keadan luka dan sedang dirawat.
Meskipun begitu, ia tak menyampaikan lebih lanjut tentang detail kejadian dan jumlah korban yang jatuh. Ia menyebut insiden ini masih dalam investigasi lebih lanjut.
“Saya hanya dapat memastikan bahwa tersangka telah ditangkap dan kini berada di dalam tahanan kami, dalam kondisi luka,” ujar Kepala Polisi di Boulder Kerry Yamaguchi kepada wartawan.
Kantor berita Associated Press mengutip kesaksian seorang pria yang baru saja keluar dari supermarket, ia mendengar ada bunyi tembakan. Tiga orang disebut terkapar, dua berada di tempat parkir sedangkan satu lainnya berada di dekat pintu masuk.
"Saya tidak tahu apakah mereka masih bernyawa atau tidak," kata pria itu dalam sebuah keterangan.
Dalam sebuah video yang diunggah di YouTube, tampak satu orang tergeletak di lantai toko, sedangkan dua lainnya ada di tempat parkir. Tak diketahui secara pasti seberapa parah luka yang diderita. Suara meneyrupai tembakan juga terdengar di awal video.
Disebutkan juga jika polisi masih mengamankan dan menutup lokasi sekitar supermarket tempat insiden ini terjadi.
Beberapa hari sebelumnya, sebuah insiden penembakan juga terjadi di negara bagian Atlanta dan menewaskan 8 orang. Pelaku diketahui adalah seorang pemuda yang baru berusia 21 tahun.
Baca Juga: Belanja di Supermarket, Wanita Ini Temui Kejanggalan dan Buat Kasir Gemetar
Melansir Antara yang mengutip Reuters, aparat keamanan Cherokee Frank Reynolds mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa meskipun ada kepentingan 'di seluruh negeri dan di seluruh dunia' dalam kasus tersebut, departemennya tidak akan berkomentar lebih lanjut tentang penyelidikan tersebut.
Di antara mereka yang tewas dalam kejadian itu adalah 6 orang wanita keturunan Asia-Amerika. Polisi menyebut masih menelusuri motif aksi tersebut yang sejauh ini telah meningkatkan kekhawatiran di kalangan warga keturunan Asia-Amerika.
Berita Terkait
-
Lagi! Penembakan Brutal Terjadi di AS, Satu Polisi Tewas
-
Tak Selalu Sayuran di Supermarket Bersih, Begini Penjelasanya
-
22 Warga Desa Tewas Diserang Sekelompok Orang Bersenjata
-
Menguak Motif Pembunuhan Atlanta: Warga Keturunan Asia Jadi Waswas
-
Belanja di Supermarket, Wanita Ini Temui Kejanggalan dan Buat Kasir Gemetar
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf