Suara.com - Sedikitnya satu polisi tewas dalam insiden penembakan di sebuah toko supermarket di Boulder, Colorado pada Senin sore (22/3/2021) waktu setempat.
Dilansir dari VOA Indonesia, dalam konferensi pers tak lama setelah insiden ini terjadi, polisi mengatakan “belum dapat merinci apa yang sesungguhnya terjadi karena masih terlalu dini dan penyelidikan masih terus berlangsung.” Polisi juga menolak menyebutkan berapa jumlah korban yang tewas atau luka-luka.
“Saya hanya dapat memastikan bahwa tersangka telah ditangkap dan kini berada di dalam tahanan kami, dalam kondisi luka,” ujar Kepala Polisi di Boulder Kerry Yamaguchi kepada wartawan.
Kantor berita Associated Press mengutip seorang saksi mata di toko King Soopers mengatakan ia mendengar beberapa kali letusan senjata dan melihat tiga orang tidak bergerak dengan wajah menghadap ke lantai, dua orang di lapangan parkir dan satu orang lainnya di pintu masuk. Ia mengatakan “tidak dapat memastikan apakah mereka masih bernafas atau tidak.”
Polisi mengatakan masih memblokir lokasi di sekitar toko eceran itu, tetapi memastikan tidak ada ancaman terhadap publik.
Beberapa hari sebelumnya, kasus penembakan brutal juga terjadi di Negeri Paman Sam itu. Tepatnya di kawasan Atlanta hingga menewaskan delapan orang.
Pelaku diketahui adalah seorang pemuda yang baru berusia 21 tahun.
Melansir Antara yang mengutip Reuters, kekinian, aparat keamanan Cherokee Frank Reynolds mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa meskipun ada kepentingan "di seluruh negeri dan di seluruh dunia" dalam kasus tersebut, departemennya tidak akan berkomentar lebih lanjut tentang penyelidikan tersebut.
"Fokus utama kami adalah menyelidiki kejahatan keji ini dan memastikan semua fakta dan bukti dikumpulkan untuk diajukan ke Jaksa Wilayah Peradilan Blue Ridge untuk penuntutan," kata Reynolds.
Baca Juga: Kasus Penembakan Orang Asia-Amerika di Atlanta, Biden Imbau Semua Orang
Robert Aaron Long ditahan menyusul pengejaran polisi beberapa jam setelah penembakan berlangsung Selasa (16/3) lalu dan didakwa dengan delapan tuduhan pembunuhan.
Polisi mengatakan mereka masih mencoba untuk menentukan motif di balik penembakan itu, yang telah meningkatkan ketakutan di antara orang Asia-Amerika yang sudah diguncang oleh meningkatnya kejahatan rasial yang ditujukan kepada mereka. Di antara mereka yang tewas adalah enam wanita Asia-Amerika.
Penyelidik mengatakan Long memperlihatkan bahwa dia bertindak karena frustrasi seksual. Direktur FBI Robert Wray mengatakan kepada NPR dalam sebuah wawancara pekan lalu bahwa ras tampaknya tidak menjadi faktor penyebab.
Kantor Wilayah Cherokee mengatakan Long menghadapi tuduhan 'pembunuhan keji' dan penyerangan yang memberatkan. Pembunuhan dengan niat jahat adalah pelanggaran hukum di negara bagian Georgia, yang mencakup kejahatan tersirat atau tersurat.
Berita Terkait
-
Nia Ramadhani Idap Penyakit Parah, Asisten: Kalau Berobat di Amerika
-
22 Warga Desa Tewas Diserang Sekelompok Orang Bersenjata
-
Soal Produknya Berpotensi Jadi Mata-mata, Ini Janji Elon Musk
-
Menguak Motif Pembunuhan Atlanta: Warga Keturunan Asia Jadi Waswas
-
Detik-detik Joe Biden Tersandung di Tangga Pesawat
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional