Suara.com - Dua analis terorisme meyakini pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) akhir pekan lalu, adalah jaringan Jamaah Ansharut Daulah alias JAD.
Keyakinan itu didasarkan pada dua alasan. Pertama, kelompok JAD terbiasa melakukan aksi teror atau disebut mereka amaliyah menjelang bulan Ramadan.
Kedua, kelompok JAD kerap menyasar rumah-rumah ibadah di luar Islam, karena mereka berideologi wahabi-takfiri yang berintikan christophobia.
Al Chaidar, pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Aceh, meyakini pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar itu bagian dari jaringan JAD yang secara internasional merupakan afiliator ISIS.
"Sebab, sasaran pengeboman sama seperti di Surabaya, Jatim tahun 2018. Sama juga seperti di Jolo Filipina 2019. Mereka menyasar gereja Katolik," kata Al Chaidar seperti dikutip dari BBC.
Dia menduga, aksi bom bunuh diri itu dilakukan sebagai balas dendam atas penangkapan puluhan anggota JAD, Januari 2021, di Makassar. Dalam penangkapan itu juga, ada dua terduga teroris mati.
"Jadi, daripada tertangkap atau tewas, maka mereka segera melakukan serangan amaliyah," kata Al Chaidar kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Al Chaidar mengungkapkan, "Mereka menyasar gereja karena mereka kelompok Wahabi Takfiri yang christophobia atau tidak menyukai orang-orang non-Muslim."
Jelang Ramadan
Baca Juga: Dalangi Aksi Pasutri Bomber JAD, 4 Anggota Kajian Vila Mutiara Dibekuk
Muhammad Syauqillah, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, juga meyakini pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar berasal dari jaringan JAD. Sebab, kelompok itu kerap menyasar tempat ibadah.
Tapi, Syauqillah menilai bom bunuh diri itu bukan hanya bermotif balas dendam, tapi juga "Amaliyah (aksi) menjelang bulan Ramadan".
"Mereka mengganggap bulan suci Ramadan adalah waktu yang tepat karena di bulan-bulan inilah amal dilipatgandakan," kata Muhammad Syauqillah.
"Ini bulan yang sakral untuk kelompok itu."
Tindakan pengeboman jelang bulan Ramadan, katanya, juga pernah terjadi pada 2019 lalu di pos pengamanan Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Potensi serangan lagi
Berita Terkait
-
Dalangi Aksi Pasutri Bomber JAD, 4 Anggota Kajian Vila Mutiara Dibekuk
-
Bomber Gereja Katedral Makassar Akan Dimakamkan di Maros
-
Kutuk Teror Bom di Makassar, Anggota DPR Minta Masyarakat Jangan Takut
-
Patroli di Tempat Ibadah Singkawang Digencarkan usai Bom Gereja Makassar
-
Gempar Status Instagram Diduga Bomber Gereja Makassar: Calon Mati Syahid
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO