Suara.com - Pemprov DKI Jakarta baru akan melakukan uji coba flyover tapal kuda di Lenteng Agung dan Tanjung Barat tahap kedua pada 1 - 6 April 2021. Dengan demikian dipastikan pembukaan resmi fasilitas penyebrangan kendaraan ini akan molor dari target.
Seharusnya Pemprov menargetkan pembukaan resmi kedua flyover itu pada Maret ini. Namun sampai sekarang di akhir bulan, belum diumumkan kapan rencana itu dilakukan.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan pihaknya baru menggelar uji coba kedua setelah melakukan evaluasi yang pertama. Setelah uji coba kedua selesai, flyover akan ditutup lagi.
"Sebelum kita buka pasti ada uji coba. Pertama kan kita udah lakukan uji coba tahap pertama. Kita lakukan uji coba tahap 1 kemudian ada evaluasi," ujar Hari saat dikonfirmasi, Rabu (31/3/2021).
Pembukaan flyover tapal kedua ini molor karena pembangunan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang tak sesuai target. Terdapat masalah pembebasan lahan dalam pelaksanaannya.
Sementara itu untuk konstruksi keseluruhan flyover sudah sejak lama rampung. Hanya tersisa pengerjaan JPO saja di lokasi.
Hari menyebut saat ini tinggal JPO Tanjung Barat saja yang sudah selesai dan bisa diujicoba.
"Karena Lenteng Agung kemarin terkendala masalah pembebasan lahan kemarin belum selesai. Tapi sekarang udah clear tinggal bikin konstruksinya," katanya.
Kendati demikian, Hari belum bisa memastikan kapan pembukaan resmi akan dilakukan. Ia ingin fokus mengevaluasi uji coba tahap kedua kali ini dulu.
Baca Juga: Depan Kampus, Mahasiswa IISIP Tak Rasakan Keuntungan Flyover Tapal Kuda
"Ya nanti nunggu ini dulu, yang penting segera lah. Begitu nanti setelah 6 hari uji coba kita tutup per tanggal 7 Maret. Kalaupun sudah bisa dipakai untuk umum kita resmikan," pungkasnya.
Diketahui, dua flyover tapal kuda ini diklaim sebagai yang pertama kalinya dibuat di Indonesia. Fasilitas jalan layang ini akan menjadi sarana untuk putar balik tanpa melintasi jalur kereta api.
Flyover Tanjung barat sendiri memiliki total 1.120 meter, dengan rincian sisi selatan 470 meter, sisi utara 580 meter dengan lebar 8 meter dan tinggi 6,5 meter.
Lalu, flyover Lenteng Agung punya panjang 880 meter, di sisi barat 430 meter dan sisi timur 450 meter.
Proyek dua flyover ini dimulai sejak Oktober 2019 dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020. Total nilai proyek flyover Tanjung Barat sekitar Rp 163 miliar dan flyover Lenteng Agung - IISIP Rp 143 miliar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah