Suara.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak), menyelenggarakan Webinar Diskusi Kebijakan Tematik “Krisis Kesantunan dan Pemanfaatan Media Digital pada Pelajar dan Mahasiswa”, Rabu (31/3/2021). Acara ini diadakan untuk meningkatkan kesantunan pelajar dan mahasiswa dalam pemanfaatan media digital.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukaan (Balitbangbuk), Totok Suprayitno mengatakan bahwa salah satu disrupsi digital yang kurang mendapat penanganan serius adalah kesantunan dan karakter.
“Isu kesantunan dan karakter ini saya kira juga bagian dari disrupsi digital, bahkan bisa menjadi sangat permanen dan fundamental sehingga sangat penting menjadi bagian dari program pendidikan kita,” ungkapnya, saat memberikan sambutan secara daring.
Totok melanjutkan bahwa sebagaimana kita ketahui elemen inti (the core of element) dari pendidikan adalah karakter. Lebih lanjut, ia merujuk pada kutipan yang mengatakan education without character is not education at all.
“Kalau elemen inti dari pendidikan itu disruptif, kemudian kita menganggap bahwa seolah-olah itu tidak ada, itu saya kira sebuah kesalahan besar,” imbuhnya.
Perubahan sistem nilai dalam hal kesopanan, baik atau tidak baik, semestinya kata Totok, ada pijakan yang lebih jelas. Hal itu mengingat Indonesia sarat keragaman budaya.
“Boleh Anda mengglobal, bergaul dengan siapa pun, tetapi pijakan niai-nilai ke-Indonesiaan-nya jangan dilupakan, jangan terbawa arus apalagi yang negatif,” tutur Totok.
Sementara itu, Plt Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Balitbangbuk Kemendikbud, Irsyad Zamjani mengatakan bahwa salah satu hal yang mendorong diskusi ini adalah hasil survei yang dilakukan oleh Microsoft di Asia Pasifik, yang secara ringkas mengatakan bahwa tingkat kesantunan digital (digital civility) dari masyarakat Indonesia paling rendah se-Asia Tenggara.
“Hasil survei dari Microsoft, salah satunya menunjukkan bahwa tingkat kesantunan kita dalam konteks digital itu kurang menggembirakan, tentu saja ini sangat debatable karena di media massa dan media sosial itu cukup mengundang pro dan kontra terhadap hasil dari survei Microsoft ini, tetapi kita dapat mengambil sebagai bahan masukan, terutama untuk memperkuat pendidikan karakter dalam konteks kebijakan di Kemendikbud,” ujarnya.
Irsyad menambahkan bahwa media sosial telah menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari, terutama bagi pelajar dan mahasiswa. Untuk itu, kesantunan dalam memanfaatkan media digital, khususnya media sosial perlu ditekankan dalam pendidikan karakter, terutama di zaman digital saat ini.
Baca Juga: Kemendikbud Luncurkan KIP Kuliah Merdeka, Ini Rincian Skema dan Cara Daftar
Anjuran bagi Pelajar dan Mahasiswa agar Santun Manfaatkan Media Digital
Pada kesempatan yang sama, Education Lead Microsoft Indonesia, Benny Kusuma mengatakan bahwa ada empat hal yang dianjurkan dalam pemanfaatan media digital. Hal inilah yang menjadi tantangan dari Microsoft dan ditanyakan kepada para responden survei Digital Civility Index Microsoft 2020, diantaranya adalah penerapan aturan untuk saling menghargai dan menghormati orang lain sebelum merespons; menghormati adanya perbedaan; sebelum menjawab atau merespons, berhenti sejenak, di Indonesia populer dengan istilah tabayyun; serta bagaimana kita membela diri kita sendiri dan orang lain saat kita melihat ada seorang atau pihak yang dilakukan secara tidak adil dan tidak benar.
Benny Kusuma menambahkan bahwa survei tersebut dibagi menjadi dua kategori. Pertama, dewasa yang berumur 18 - 74 tahun. Kedua, remaja yang berumur 13 -17 tahun. Selanjutnya, terdapat empat pertanyaan yang ditambahkan pada survei yang dilakukannya.
Pertama, nilai secara keseluruhan dari kesantunan digital yang dialami oleh responden. Kedua, apakah ada perundungan, kata-kata kasar yang diterima secara daring, baik lingkup ruang kerja atau di luar lingkup ruang kerja dan anak-anak di lingkup sekolah dan luar sekolah.
Ketiga, organisasi mana yang menurut mereka memberikan kontribusi terhadap perbaikan tingkat kesantunan secara daring. Keempat dampak dari Covid-19 terhadap tingkat kesantunan tersebut.
Benny Kusuma mengungkapkan hasil yang menggembirakan, di mana remaja yang berusia 13 - 17 tahun memiliki tingkat kesantunan yang cenderung lebih tinggi dibandingkan segmen usia lainnya. Para remaja dinilai berani menerapkan empat anjuran dalam pemanfaatan media sosial.
“Karena anak-anak itu lebih bisa menghargai privasi orang lain, membela diri ketika diserang secara daring, berhenti sebelum merespons untuk memikirkan benar tidaknya, dan menghargai perbedaan pendapat,” ungkap Benny.
Berita Terkait
-
Guru SLB dan SMK Bisa Mendaftar Program Guru Penggerak Angkatan 4
-
Belajar Tatap Muka Terbatas Penting untuk Tekan Dampak Sosial Negatif
-
Viral Ibu Semangati Anak saat Lomba, Aksinya Bikin Warganet Terharu
-
Kementan Raih Silver Winner Sub Kategori Media Sosial
-
Dorong Akselerasi PTM, Pemerintah Umumkan SKB Empat Menteri
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka