Suara.com - Perdana Menteri Prancis Jean Castex dibombardir paket yang berisi pakaian dalam dari para pengusaha sebagai bentuk protes atas lockdown.
Menyadur Russian Today, Rabu (21/4/2021) Jean Castex menerima banyak koper berisi pakaian dalam dari pemilik toko pakaian kecil di seluruh Prancis.
Para pengusaha tersebut memprotes aturan lockdown karena mereka diminta oleh pemerintah untuk tetap tutup sementara karena pandemi Covid-19.
Para pengusaha tersebut menuntut agar sektor usaha mereka masuk dalam daftar bisnis penting yang diperbolehkan tetap buka selama lockdown.
Mereka yang ikut aksi protes tersebut termasuk dalam grup Action Culottée (Cheeky Action). Mereka memposting surat terbuka dan pakaian dalam kepada pemerintah di halaman Facebook sebelum mengirimnya ke Matignon.
Seorang pemilik toko mengirim dua pasang pakaian dalam terpisah dan menulis pesan: "Saya penting."
Sebuah surat dari kelompok tersebut menyatakan bahwa semua perdagangan itu penting, apa pun yang diperintahkan pemerintah, termasuk penjualan celana dalam.
"Anda akan menemukan terlampir dengan surat ini sebuah elemen kehidupan sehari-hari yang dianggap tidak penting oleh pemerintah Anda: celana dalam," jelas kelompok tersebut.
"Bukankah ini masalah kebersihan dan perlindungan?" mereka bertanya.
Baca Juga: Pecah Rekor Kasus Baru Berturut-turut, India Lockdown Ibukota Delhi
"Toko bunga, penjual buku, penata rambut, dan bahkan toko kaset telah ditetapkan sebagai bisnis 'penting'. Tapi bagaimana dengan celana dalam? Bukankah itu masalah kebersihan dan perlindungan?" kata kelompok itu dalam siaran pers.
Grup tersebut berharap aksi protes yang mereka lakukan akan "mengingatkan orang-orang akan situasi sangat kritis yang dialami oleh ratusan toko pakaian dalam di seluruh Prancis".
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Véran mengatakan minggu ini bisnis yang tidak penting dapat segera dibuka kembali.
"Saya terbuka untuk gagasan pendekatan teritori demi teritori saat kami mencabut aturan - seperti saat kami menerapkannya," katanya.
Olivier Véran juga menambahkan bahwa pembatasan akan mulai dicabut pada pertengahan Mei.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra