Suara.com - Seorang paramedis penyuka sesama jenis tewas dibakar hidup-hidup oleh seorang pria, diduga ia menyerang karena motif homofobia.
Menyadur The Sun, Selasa (4/5/2021) Normunds Kindzulis tewas akibat tubuhnya mengalami luka bakar hingga 85 persen.
Pria 29 tahun tersebut diduga mengalami serangan pembakaran secara sadis di kediamannya sendiri yang terletak di Tukums, Latvia.
Insiden penyerangan tersebut diduga terjadi pada 23 April dan langsung dilarikan ke rumah sakit oleh saksi mata yang menemukannya.
Kemudian pada Rabu, European Pride Organisers Association mengkonfirmasi bahwa perawatan yang juga diketahui sebagai gay tersebut meninggal.
"Normunds Kindzulis, korban serangan pembakaran homofobik di Latvia minggu lalu, meninggal karena luka-lukanya. Kami turut berduka cita untuk pasangan dan keluarganya, dan untuk semua komunitas kami di Latvia." tulis EPOA di akun Twitter
Perdana Menteri Krišjnis Kariš mengecamnya insiden tersebut dan menyebutnya "kejahatan keji" yang harus "diselidiki secara menyeluruh".
Menurut laporan Pink News, pria lain juga terluka akibat serangan pembakaran tersebut dan sudah dilarikan di klinik Normunds.
Polisi setempat pada awalnya dilaporkan menolak untuk membuka penyelidikan, namun akhirnya keputusan tersebut dibatalkan.
Baca Juga: Perawat RS UMMI Sebut Rizieq Kerap Copot Infus Padahal Dalam Kondisi Lemah
Pihak berwenang mengatakan mereka tidak dapat mengesampingkan kemungkinan jika pria tersebut bunuh diri, namun para aktivis mendesak polisi untuk memperlakukan insiden itu sebagai kejahatan rasial homofobia.
"Membawa seseorang ke ambang bunuh diri juga merupakan kejahatan," kata petugas Andrejs Grishins.
Dilaporkan bahwa Normunds mendapat ancaman pembunuhan yang dipicu oleh homofobik saat tinggal di Riga, ibu kota Latvia, dan pindah ke kota Tukums.
Normunds juga dilaporkan sempat mengalami penyerangan empat kali karena motif yang sama.
Seorang pria mengungkapkan jika ia sempat melaporkan kepada polisi jika ia dan Normund sempat diancam oleh tetangganya, namun tidak digubris.
"Kami melaporkan ancaman ini kepada polisi dan tempat kerja tetangga, tetapi tidak ada reaksi," katanya. "Kami harus menunggu seseorang dimutilasi atau dibunuh." tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Viral Karyawan SPPG MBG Jadi Korban Pelecehan, Terduga Pelaku Keluarga Anggota TNI?
-
Siswa Sekolah Rakyat Diam-diam Surati Prabowo, Seskab Teddy Bongkar Isi Suratnya!
-
Ketua DPD RI Ajak Pemuda Parlemen Berpolitik Secara Berkebudayaan dan Jaga Reputasi
-
Diawasi DPR, UI Jamin Seleksi Calon Dekan Transparan dan Bebas Intervensi Politik
-
Kala Legislator Surabaya Bela Adies Kadir dari Polemik 'Slip Of Tonge', Begini Katanya
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan