Suara.com - Dukungan kesehatan jiwa sangat diperlukan di tengah bencana, termasuk pandemi Covid-19.
Penelitian dari NYU Rory Meyers College of Nursing mengungkap, saat gelombang pertama COVID-19 terjadi di New York, para perawat mengalami kecemasan dan depresi. Namun, dukungan kesehatan jiwa yang diberikan oleh rumah sakit cukup membantu.
"Bagian yang paling penting dari respon kesehatan terhadap pandemi COVID-19, ialah harus mendukung kesehatan mental petugas kesehatan sebagai garda terdepan," ungkap Christine T. Kovner, RN, Ph.D, bersama rekan studinya yakni Profesor Mathey Mezey, dari perawatan geriatric di NYU Meyers.
Melansir dari Medical Express, pandemi COVID-19 telah membebani sistem kesehatan di seluruh dunia. Krisis kesehatan masyarakat yang terjadi juga telah membuat para perawat mengalami stres. Sebab, perawat tidak hanya bekerja demi pasien yang sakit, melainkan juga cemas karena takut tertular virus tersebut.
Penelitian ini menunjukkan, perawat yang merespons bencana juga dapat mengalami kecemasan dan juga depresi. Diterbitkan oleh Nursing Outlook, studi ini meneliti faktor yang menyebabkan COVID-19 yang mengganggu kesehatan mental para perawat.
Lewat survei yang dilakukan Christine T. Kovner bersama rekannya, ada 2.495 perawat di empat rumah sakit di wilayah New York City, yang merupakan bagian dari NYU Langone Health. Survei ini dilakukan mulai dari Mei hingga Juli 2020, sejak gelombang pertama pandemi terjadi.
Temuan studi ini meliputi:
- Sekitar 27 persen perawat melaporkan adanya 17 persen mengalami kecemasan dan juga depresi.
 - Semakin banyak perawat merawat pasien dengan COVID-19, semakin tinggi risiko depresi dan juga kecemasan.
 - Perawat berusia muda cenderung merasa cemas dan depresi, dibanding dengan perawat berusia tua.
 - Perawat yang bekerja di unit perawatan intensif, lebih mungkin mengalami depresi dibanding tempat unit lain.
 
Selain itu, perawat yang mengalami dampak COVID-19 tidak hanya di tempat kerjanya, melainkan juga di tempat tinggal mereka. Bahkan, 13 persen perawat melaporkan telah tertular COVID-19. Diikuti 24 persen yang memiliki keluarga atau teman dekat yang ikut tertular.
Hampir setengahnya, perawat yang disurvei harus mengisolasi diri, seperti isolasi lewat rumah yang disediakan dari rumah sakit.
Baca Juga: Ratu Entok Dipolisikan Usai Viral Lecehkan Profesi Perawat
"Rumah sakit perlu memainkan peran dalam membangun dan mempertahankan tenaga kesehatan. Sehingga dapat meminimalisir faktor-faktor seperti stres, depresi, dan kecemasan selama masa krisis," imbay Kovner.
Berita Terkait
- 
            
              Menuju Indonesia Bebas Pasung, Kemenko PMK Bentuk Tim Penggerak Kesehatan Jiwa Nasional
 - 
            
              Mengenal Program Studi Artificial Intelligence, Jalan Baru Menuju Karier Masa Depan
 - 
            
              100 Perawat Jawa Tengah Dapat Beasiswa Penuh ke Eropa, Kuota Langsung Penuh dalam Waktu Singkat
 - 
            
              Baek Sehee Meninggal di Usia 35 Tahun, Selamatkan Lima Nyawa Lewat Donasi Organ
 - 
            
              Mimpi dan Depresi: Cerita Sunyi Billie Eilish dalam Everything I Wanted
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara