Suara.com - Beredar sebuah unggahan viral memperlihatkan dua sejoli yang melakukan panggilan video (Video Call) dengan durasi yang cukup lama. Tak tanggung-tanggung, panggilan tersebut berlangsung selama 18 jam.
Momen ini dibagikan oleh salah satu pasangan tersebut melalui akun TikTok pribadinya dan menjadi FYP di linimasa TikTok.
Menurut keterangan unggahannya, mereka bisa melakukan panggilan video itu dalam waktu lebih dari 18 jam karena panggilan video tersebut masih terus berjalan.
"Ada lawan? Baru 18 jam, vcnya masih berlangsung ya," tulis keterangan unggahan tersebut sembari membubuhi emoji tertawa.
Momen ini kemudian menjadi FYP di linimasa TikTok dan telah disaksikan oleh puluhan ribu pengguna.
Punya Hubungan Jarak Jauh? Begini Caranya agar Langgeng Menurut Terapis
Dibanding hubungan 'biasa', hubungan jarak jauh atau long distance relationship (LDR) memang memiliki tantangan tersendiri. Agar hubungan jarak jauh berhasil, kedua pasangan harus berusaha memberikan kesempatan untuk berkembang.
Satu survei terhadap 1.000 peserta menemukan hubungan jarak jauh hanya memiliki tingkat keberhasilan 58%. Jadi jika Anda ingin hubungan LDR berkembang, masing-masing pasangan harus bekerja keras.
Berdasarkan pakar hubungan, dilansir Insider, berikut cara membuat LDR berhasil:
Baca Juga: Beli Nasi Goreng dari Aplikasi Ojol Tapi Disuruh Racik Sendiri, Publik Kaget Lihat Notanya
1. Belajar berkomunikasi dengan baik
Komunikasi adalah dasar dari setiap hubungan, tetapi ini sangat penting dalam hubungan di mana Anda tidak bisa selalu bersama secara langsung.
Anda juga harus terbuka dan jujur dalam mengomunikasikan kebutuhan. Sebab, tidak peduli seberapa baik pasangan mengenal Anda, mereka bukanlah pembaca pikiran.
2. Pelajari bahasa cinta satu sama lain
Setiap orang memberi dan menerima cinta secara berbeda, dan memahami bahasa cinta Anda dan bahasa cinta pasangan dapat membantu berkembangnya hubungan jarak jauh.
"Kami cenderung memberikan cinta dengan cara yang kami inginkan, tetapi itu bisa menjadi masalah jika pasangan kami memiliki bahasa yang berbeda," kata Kate Engler, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi.
Berita Terkait
-
Beli Nasi Goreng dari Aplikasi Ojol Tapi Disuruh Racik Sendiri, Publik Kaget Lihat Notanya
-
Tetangga Komplain Setiap Hari, Wanita Lempar Uang ke Petugas PLN
-
Usut Kasus Ritual Brondong Arisan Sosialita di Pondok Indah, Polisi Bentuk Tim Khusus
-
Viral Potret Kebun Sayuran di Lahan Kuburan, Bertani Sekaligus Dzikrul Maut
-
Gerah Agama Suami Bule Selalu Ditanyakan, Istri Bungkam Warganet Pakai Sertifikat Mualaf
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana