Suara.com - Seorang diplomat AS terekam kamera CCTV saat merusak tanda kereta api di Rusia. Menyadur The Moscow Times Rabu (14/07), rambu lalu lintas kereta itu sangat penting karena berada di persimpangan yang padat.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengirim nota diplomatik ke Kedutaan Besar AS setelah mengetahui identitas pria tersebut. Ia berumur 30-an tahun dan dilaporkan sebagai salah satu staf di sana.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan dugaan pencurian ini terjadi di stasiun kereta api Ostashkov di wilayah Tver barat laut Moskow.
Dalam postingan di Telegramnya, Zakharova mengatakan polisi menemukan barang bukti berupa rambu lalu lintas kereta api di bagasi mobil pria itu, yang memiliki plat nomor merah.
“Jika tanda yang dicuri tidak ditemukan tepat waktu, musibah bisa terjadi,” kata Zakharova, mencatat bahwa stasiun Ostashkov adalah persimpangan jalur kereta api yang sibuk.
Kementerian Luar Negeri meminta kekebalan diplomatik pria itu dicabut, tapi Zakharova memutuskan untuk mengirim dilpomat itu kembali ke negara asalnya.
Stasiun berita NTV menyebut identitas pria sebagai Parker Wilson, seorang staf Kedutaan Besar AS di Rusia. Motif pelaku tidak jelas dan pihak Kedutaan Besar AS belum memberikan komentar terkait insiden ini.
Sementara itu, rekaman CCTV saat pria ini merusak rambu lalu lintas kereta api disiarkan oleh Russia Today.
Baca Juga: Hubungan Memanas, Rusia Usir 10 Diplomat AS
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO