Suara.com - Provinsi Henan, China, direndam banjir pada Rabu (21/7) setelah diguyur hujan selama tiga hari dan disebut pengamat cuaca sebagai bencana terburuk dalam 1.000 tahun.
Menyadur Straits Times Kamis (22/7/2021) dari Sabtu hingga Selasa malam, kota Zhengzhou diguyur hujan. Curah hujannya mencapai 617.1mm, hampir setara dengan rata-rata tahunan Zhengzhou yakni 640,8 mm.
Para ahli meteorologi di Zhengzhou, media setempat melaporkan, mengatakan jika curah hujan tersebut hanya terjadi sekali dalam seribu tahun.
Curah hujan yang tinggi tersebut juga menyebabkan naiknya sejumlah sungai di lembah Sungai Kuning.
Banyak layanan kereta api di Henan ditangguhkan akibat banjir. Banyak jalan raya juga telah ditutup dan penerbangan ditunda hingga dibatalkan.
"Upaya pencegahan banjir menjadi sangat sulit," kata Presiden Xi Jinping pada hari Rabu, menanggapi situasi terkini di negaranya yang disiarkan oleh televisi pemerintah.
Xi Jinping memerintahkan pihak berwenang di semua tingkatan untuk segera melakukan pencegahan banjir dan menerjunkan pasukan bantuan bencana.
Presiden China juga memerintahkan untuk mengevakuasi warga yang terkena dampak dan meminimalkan korban jiwa dan kerugian harta benda.
Pihak berwenang mengatakan curah hujan yang tinggi juga menyebabkan jebolnya bendungan Yihetan di kota Luoyang di barat Zhengzhou.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo: Swedia Hajar AS 3-0, Brasil Pesta Gol ke Gawang China
Di Zhengzhou, kantor pusat pengendalian banjir setempat mengatakan waduk Guojiazui meluap tetapi belum ada bendungan yang jebol.
Pemerintah provinsi Henan mengatakan 12 orang dilaporkan tewas akibat banjir, sementara lebih dari 500 orang dievakuasi ke tempat yang aman.
Sebuah video yang beredar di media sosial pada hari Selasa menunjukkan sebuah kereta bawah tanah terendam bajir dalam kondisi gelap.
"Airnya sampai ke dada saya. Saya sangat takut, tetapi yang paling menakutkan bukanlah airnya, namun pasokan udara yang berkurang." tulis seorang warganet di media sosial
Seorang warga Zhengzhou bermarga Guo, mengungkapkan jika pihak berwenang menghentikan layanan bus karena kendaraan tersebut ditenagai oleh listrik.
"Itulah mengapa banyak orang naik kereta bawah tanah, dan tragedi itu terjadi," kata Guo kepada Reuters.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU