Suara.com - Pemilihan baju Bundo Kanduang oleh Ketua DPR Puan Maharani pada Upacara Peringatan Kemerdekaan RI di Istana Negara dimaknai sebagai simbol politik.
Busana tradisional asal Lintau, Tanah Datar, Sumatra Barat yang dikenakan Puan, suka tidak suka, bakal dikaitkan dengan kontroversi yang pernah dilakukan Ketua DPP PDIP terhadap Sumbar.
Sebagaimana diketahui, pada Pilkada Sumbar 2020 lalu, Puan sempat menuai kontroversi usai ucapannya menyorot Sumbar.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai, pemilihan busana baju Bundo Kanduang merupakan upaya Puan memulihkan rasa kecewa masyarakat Sumbar terhadap kontroversi yang pernah mencuat.
Puan ingin membayar kekecewaan masyarakat Sumbar melalui pakaian tradisional yang ia kenakan.
"Mungkin Puan ingin mengobati rasa kekecewaan masyarakat Sumbar. Biasanya jika ada masalah itu terbayang-bayang terus, rekaman jejak kontroversi tersebut sepertinya ingin dibayar lunas dengan mengenakan pakaian adat Sumbar tersebut. Itu simbolik tapi punya makna," kata Ujang dihubungi, Selasa (17/8/2021).
Bukan cuma mengobati rasa kecewa, Ujang menganggap ada kemungkinan, Puan juga ingin menarik simpati masyarakat Sumbar melalui momen hari kemerdekaan.
Hal itu tentu tidak terlepas dari politik 2024, di mana Puan digadang-gadang ikut bursa pencalonan presiden.
"Mau tidak mau suka tak suka. Jika ingin maju nyapres ya mesti dapat dukungan dari masyarakat Sumbar. Kita lihat saja ke depan. Jika Puan turun bersilaturahmi ke tokoh-tokoh Sumbar dan masyarakat Sumbar itu artinya ada itikad untuk selesaikan persoalan dan ada keinginan untuk dapatkan suara masyarakat Sumbar," ujar Ujang.
Baca Juga: Makna Busana Bundo Kanduang yang Dikenakan Puan Maharani Saat Membaca Teks Proklamasi
Diketahui sebelumnya, Puan mengenakan busana Bundo Kanduang bernuansa krem, merah dan emas saat membacakan teks Proklamasi dalam Upacara Kemerdekaan di Istana Negara.
Mengutip keterangan tertulis Puan, busana adat yang dipakainya itu biasa disebut juga dengan Limpapeh Rumah Nan Gadang yang merupakan busana yang biasa dipakai oleh wanita Minang di Minangkabau, Sumatera Barat.
Busana Bundo Kanduang biasa dipakai oleh seorang wanita dewasa atau wanita yang telah menikah.
Buana itu dipadukan dengan memakai Tingkuluak Balenggek, penutup kepala yang berasal dari Lintau, Tanah Datar.
Oleh wanita Minang, busana Bundo Kanduang biasa dipakai pada acara adat seperti pernikahan, pengangkatan datuak, dan lainnya. Makna dari busana ini adalah merupakan simbol dari pentingnya peran seorang ibu dalam sebuah keluarga.
Megawati dan Puan Soroti Sumbar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Lampu Hijau DPR: Anggaran Bencana Sumatera Boleh Diutak-atik Tanpa Izin, Ini Syaratnya
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang