Suara.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud ristek) Nadiem Makarim menyampaikan progres vaksinasi terhadap guru dan tenaga pengajar.
Menurut data sampai 18 Agustus 2021, tercatat ada 3,04 juta pendidik dan tenaga pendidik yang sudah divaksin dosis pertama.
Berdasarkan data itu, Nadiem mengatakan jumlah pendidik yang menerima vaksin dosis pertama ada 54 persen dari 5,6 juta guru.
Sementara untuk pendidik yang sudah mendapatkan vaksin hingga dosis kedua berjumlah 1,98 juta dari total 5,6 juta.
"Menerima satu vaksinasi dan itu 54 persen dan 35 persen sudah dua kali vaksinasi, artinya sudah lengkap," kata Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, Senin (23/8/2021).
Nadiem mengatakan jika ada pendidik di satu sekolah yang memang sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua dari jumlah 35 persen tersebut, maka mereka wajib memberikan pilihan membuka pembelajaran tatap muka (PTM).
Kendati kewajiban hanya diperuntukan untuk sekolah dalam memberikan pilihan, persoalan murid dikembalikan lagi kepada orang tua masing-masing
"Jadinya kalau kita melihat dari data itu yang 35 persen itu kalau mereka di satu sekolah sudah semuanya, mereka wajib memberikan opsi PTM terbatas. Kalau anaknya nggak mau pergi atau orang tuanya gak mau mengirim anaknya ke sekolah itu gak masalah, kita tidak memaksa," katanya.
Dalam rapat kerja yang sama, Nadiem turut memaparkan, progres vaksinasi dilaksanakan kepada pelajar dengan kelompok usia 12-17 tahun.
Baca Juga: PTM SMK Batik 2 Solo Batal Digelar, Yayasan Akhirnya Minta Maaf ke Gibran
Tercatat, 2,55 juta dari 26,7 juta remaja sudah mendapat vaksin dosis pertama. Sedangkan untuk penerima vaksin hingga dosis kedua ada 1,16 juta dari total 26,7 juta remaja.
"Jadinya totalnya adalah 26,7 juta dari grup 12-17 (tahun) ini jadinya sudah hampir 10 persen yang satu dosis dan sekitar hampir 5 persen untuk yang dua dosis," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO