Suara.com - Chandra, warga Tangerang, Banten langsung bergegas dari kantornya yang berada di kawasan Citereup, Bogor, Jawa Barat, usai membaca berita soal amblesnya sejumlah makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan, Jakarta Utara, Rabu (1/9/2021) siang ini.
Di lokasi ini, mendiang istrinya dimakamkan usai meninggal akibat Covid-19 pada bulan Juli lalu.
Tanpa pikir panjang, Chandra langsung bergegas ke TPU Rorotan untuk mengecek makam almarhum istrinya. Ternyata benar, sebagian tanah di makam istrinya turun meski tidak terlalu parah.
"Saya baca berita katanya ada beberapa makam yang ambles, makanya saya datang ke sini. Eh ternyata benar, tapi alhamdulillah tidak terlalu parah," ungkap Chandra saat dijumpai di lokasi.
Setibanya di TPU Rorotan, Chandra langsung menuju Posko Pelayanan TPU Rorotan dan berkoordinasi dengan petugas. Setelahnya, langsung ada petugas yang merapikan makam sang istri.
Chandra pun memantau langsung proses pengerjaan untuk merapikan makam sang istri. Tampak ada sebuah trolly kecil berwarna merah sebagai tempat tanah yang kemudian digunakan untuk menambal makam istrinya.
Ini tadi saya setengah jam lalu sampai sini, ke pos koordinasi dan langsung di rapikan. Kondisinya tadi tanahnya agak turun, (sambil menunjuk makam) tapi kondisi lebih bagus. Kalau di tunda ya malah repot," beber dia.
Curah Hujan
Kasatpel TPU Rorotan Jakarta Utara, Sukino mengatakan, amblesnya sejumlah makam di area TPU Rorotan disebabkan karena hujan beberapa waktu lalu. Sehingga, peti jenazah yang berada dalam liang lahat turun.
Baca Juga: 10 Petak Makam Ambles di TPU Rorotan, Kadistamhut DKI Ungkap Penyebabnya
Temuan itu, lanjut Sukino, berada di Blok 1 sampai 7 TPU Rorotan. Alhasil, petugas di lokasi terus menguruk atau menambah tanah di area makam yang ambles tersebut.
"Ketika kena hujan itu kan tanah padat, ketika padat kami urug lagi, yang turun itu petinya, otomatis kami urug lagi, tidak sekali dua kali itu ya berkali-kali. dari blok 1 sampai 5 kemudian ke blok 6 sampai 7. Bahkan disana sudah rata kita balik lagi ya karena curah hujan, itu faktor alami," ungkap Sukino saat dijumpai di lokasi.
Sukino melanjutkan, di area blok muslim makam Syuhada banyak sekali pemakaman yang dilakukan ketika musim hujan. Sehingga, ketika peti jenazah masuk ke liang lahat saat kondisi tanah sedang basah.
"Kalau di Syuhada itu banyak karena waktu itu penguburan disitu kan pas musim hujan juga jadi tanahnya masih basah," kata dia.
Pada area blok makam Santo Yosef-Arimatea, lanjut Sukino, pengurukan tanahnya lebih tinggi. Kondisi tanah di area blok makam tersebut juga sudah mulai mengering.
"Kalau di unit non-muslim itu dia memang pengurukannya lebih tinggi, dia juga udah mulai kering. gak terlalu signifikan, hanya beberapa saja," tegas Sukino.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun