Suara.com - Sebuah perusahaan pembuat minuman keras di Malaysia diminta untuk mengganti nama dan logonya setelah dianggap menyinggung umat Muslim.
Menyadur Straits Times Jumat (5/11/2021), publik Negeri Jiran dihebohkan dengan munculnya minuman keras bermerek Wiski Timah.
Minuman keras jenis wiski produksi Winepak Corporation ini, menjadi bahan perdebatan publik Malaysia, mulai dari kedai kopi hingga anggota parlemen.
Anggota Parlemen Malaysia Rusnah Aluai bahkan menyarankan pihak pabrik untuk mengubah nama karena dianggap menggambarkan perempuan Melayu secara buruk.
Rusnah Aluai mengatakan jika ketika minum wiski dengan nama tersebut seolah-olah minum perempuan Melayu.
Rusnah mengungkapkan hal tersebut saat debat tentang Undang-Undang Deskripsi Perdagangan (Amandemen) 2021 di Dewan Rakyat pada Kamis (28/10/2021).
Sebelumnya, Rusnah mengatakan selain merek wiski yang membuat kebingungan, ilustrasi yang digunakan oleh produsen juga dianggap ambigu.
"Saya ingin mengatakan bahwa itu benar-benar membingungkan karena merek itu menyertakan foto Capt Speedy yang memakai kopiah," jelas Rusnah.
"Apakah tidak ada foto Capt Speedy lain dengan topi berbeda yang bisa mereka gunakan?" Rusnah menambahkan.
Baca Juga: Tak Hanya Jadi Hand Sanitizer, Ini 3 Kegunaan Alkohol Bagi Kebutuhan Manusia
Pada 16 Oktober, produsen wiski menjelaskan di halaman Facebook-nya bahwa nama tersebut dibuat untuk penghormatan kepada sejarah panjang Malaya dalam penambangan timah.
Perusahaan mengungkapkan jika pria yang digambarkan pada label tersebut, adalah Kapten Tristram Speedy (1836 - 1911), seorang perwira Inggris di Malaya selama penjajahan Inggris.
Beberapa kalangan dari komunitas Muslim juga menentangan penggunaan nama untuk minuman beralkohol tersebut, bahkan hingga membuat laporan polisi.
Pada Jumat (22/10/2021), wakil presiden Parti Islam SeMalaysia Tuan Ibrahim Tuan Man menegaskan bahwa Timah bukanlah nama Muslim, bahkan nama seseorang.
Sebelumnya, anggota parlemen Khalid Samad mengatakan bahwa masalah wiski dimainkan oleh pihak tertentu untuk agenda politik mereka sendiri.
Dan akhirnya perusahaan setuju untuk mengubah nama dan gambar pada label produk yang sudah memenangkan penghargaan tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah
-
Sempat Sembunyi di Bogor, Pelaku Penusukan di Pasar Gaplok Ditangkap Polisi
-
BNPB: Penanaman Vegetasi Jadi Benteng Pertama Hadapi Bencana Hidrometeorologi
-
GKR Hemas Soal Usulan Daerah Otonomi Baru: Tantangan Berat, Tak Mudah Lolos!
-
Sultan Najamudin Tegaskan DPD RI Bukan Oposisi: Siap Dukung Penuh Program Presiden
-
Akses Berobat Dipermudah: Pasien JKN Bisa Langsung ke RS Tanpa Rujukan Berlapis