Suara.com - Pemimpin militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, telah sepakat dengan Amerika Serikat tentang perlunya mempercepat pembentukan pemerintahan baru setelah ia memerintahkan pembebasan empat menteri dari pemerintah sebelumnya.
Mengutip Al Jazeera, Jumat (5/11/2021), kantor Burhan merilis pernyataan pada Kamis (4/11/2021) setelah dia berbicara di telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Kantor Burhan mengatakan kedua pihak tersebut telah sepakat tentang perlunya mempercepat pembentukan pemerintahan.
“Kedua pihak sepakat tentang perlunya mempertahankan jalur transisi demokrasi, perlunya melengkapi struktur pemerintahan transisi dan mempercepat pembentukan pemerintahan,” jelas pihak kantor Jenderal Burhan.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Blinken dalam panggilan telepon mendesak Burhan untuk segera membebaskan semua tokoh politik yang ditahan sejak kudeta.
Price juga mendesak Burhan kembali ke dialog yang mengembalikan Perdana Menteri Hamdok ke kantor dan memulihkan pemerintahan yang dipimpin sipil di Sudan.
“Kami sedang mempertimbangkan semua inisiatif internal dan eksternal untuk melayani kepentingan nasional. Pembentukan pemerintah sudah dekat.” kata penasihat media Burhan, Taher Abouhaga, pada Kamis kemarin.
Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah berusaha menengahi untuk mengakhiri krisis politik yang mengikuti kudeta di mana politisi sipil terkemuka ditahan dan Hamdok ditempatkan di rumah tahanan.
Perwakilan khusus PBB untuk Sudan, Volker Perthes, mengatakan pembicaraan telah menghasilkan garis besar kesepakatan potensial tentang kembalinya pembagian kekuasaan, termasuk pemulihan perdana menteri yang digulingkan.
Baca Juga: AS Setujui Penjualan 280 Rudal Senilai Rp 9,3 Triliun Ke Arab Saudi
Namun, dia mendesak kesepakatan dalam hitungan hari bukan minggu sebelum posisi kedua belah pihak mengeras.
Perkembangan itu terjadi ketika para jenderal tinggi negara tersebut dan mantan pemimpin sipil terjebak dalam negosiasi yang tegang untuk mencari jalan keluar dari krisis yang dipicu oleh pengambilalihan militer pekan lalu.
(Jacinta Aura Maharani)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor