Suara.com - Pentagon mengumumkan Amerika Serikat telah menyetujui penjualan rudal air-to-air senilai 650 juta dolar AS ke Arab Saudi, menjadi kesepakatan senjata besar pertama pemerintahan Joe Biden dengan kerajaan Arab Saudi.
Mengutip Al Jazeera, Jumat (5/11/2021), Pentagon mengatakan pada Kamis (4/11/2021) bahwa Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan untuk membantu Arab Saudi melawan ancaman saat ini dan masa depan.
"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung kebijakan luar negeri AS dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang terus menjadi kekuatan penting bagi kemajuan politik dan ekonomi di Timur Tengah," kata Pentagon.
Pentagon menambahkan bahwa perusahaan Raytheon yang berbasis di Massachusetts akan menjadi kontraktor utama untuk penjualan AIM-120C-7/C-8 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM) dan peralatan terkait lainnya.
Penjualan tersebut terjadi beberapa bulan setelah Presiden Joe Biden mengatakan dia akan mengakhiri dukungan AS untuk operasi ofensif yang dilakukan Arab Saudi di Yaman, termasuk penjualan senjata yang relevan
Biro urusan politik-militer Departemen Luar Negeri AS mencatat dalam serangkaian tweet pada Kamis (4/11/2021) bahwa rudal tersebut tidak digunakan untuk menyerang target di darat.
“Kami telah melihat peningkatan serangan lintas batas terhadap Arab Saudi selama setahun terakhir,” Biro urusan politik-militer Departemen Luar Negeri AS menambahkan.
“Rudal AIM-120C Saudi, yang dikerahkan dari pesawat Saudi, telah berperan penting dalam mencegat serangan ini yang juga (menempatkan) pasukan AS dalam risiko dan lebih dari 70.000 warga AS di Kerajaan tersebut dalam risiko.”
Penjualan tersebut tidak memerlukan persetujuan kongres, tetapi anggota parlemen dapat memblokir kesepakatan dengan meloloskan RUU penolakan di Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Baca Juga: Sejarah Baru, Pemuda Muslim Jadi Wali Kota di Amerika Serikat
Penjualan rudal tersebut mengikuti persetujuan AS atas kesepakatan pemeliharaan helikopter senilai 500 juta dollar AS untuk kerajaan Arab Saudi pada September 2021.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan penjualan rudal air-to-air sepenuhnya konsisten dengan janji Pemerintah untuk memimpin dengan diplomasi untuk mengakhiri konflik di Yaman.
Penjualan rudal tersebut juga dilakukan untuk memastikan Arab Saudi memiliki sarana untuk mempertahankan diri dari serangan udara Houthi yang didukung Iran.
(Jacinta Aura Maharani)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf