Suara.com - Seorang pria Yahudi dituduh mencabuli tiga perempuan dengan memanfaatkan pamornya sebagai penulis dan terapi trauma pada anak-anak.
Menyadur Times Of Israel Selasa (16/11/2021), Chaim Walder melakukan pelecehan seksual kepada tiga perempuan yang menjadi pasiennya.
Walder, yang dikenal sebagai pendidik dan terapis di masyarakat, diduga menggunakan popularitas untuk melakukan tindakan tersebut.
Dalam laporan investigasi yang diterbitkan oleh surat kabar Haaretz, tiga perempuan mengaku menjadi korban pelecehan oleh pria 52 tersebut.
Para korban mengaku jika Walder melakukan pelecehan seksual ketika mereka masih di bawah umur dan sedang menjalani terapi bersamanya.
Seorang wanita mengatakan Walder mulai merawatnya ketika dia menjalani perawatan pada usia 12 tahun, sekitar 20 tahun yang lalu.
Korban mengatakan jika Walder awalnya memberikan pujian kepadanya dan kemudian berujung pada tindakan seksual.
Korban juga mengatakan kepada surat kabar Haaretz bahwa ketika dia menstruasi pertama kalinya pada usia 13 tahun, Walder mengatakan kepadanya bahwa perlu diadakan perayaan dengan cara berhubungan seks.
Perempuan yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut mengaku dibawa ke sebuah hotel di kota Ramat Gan dan dilecehkan. Dia mengaku trauma dan menangis sesudahnya.
Baca Juga: Kisah Mahasiswi Dipanggil Dosen dan Dipaksa Bilang "Saya Cinta Kamu"
Wanita lain mengatakan kepada surat kabar itu bahwa Walder mulai melakukan pelecehan seksual ketika dia berusia 15 tahun. Ia mengungkapkan jika Walder sempat memaksanya untuk berhubungan seks dengannya beberapa kali.
Korban lain mengatakan jika ia dilecehkan saat terapi ketika usia 20 tahun. Dia kemudian melaporkannya ke polisi, tetapi kasus itu ditutup karena dianggap kurangnya bukti.
Pengacara Walder mengatakan jika dia menyangkal semua tuduhan yang dilayangkan kepadanya dan menyebut jika itu menjijikkan.
Walder mengatakan jika tuduhan itu palsu dan berasal dari kebohongan. Ia juga menganggap tuduhan itu sebagai pencemaran nama baik.
"Tuduhan itu tidak layak untuk ditanggapi karena tidak ada hubungannya dengan kenyataan," jelas Walder dalam sebuah pernyataan.
Pengacara Walder menegaskan bahwa kliennya menjadi sasaran karena pekerjaannya membantu anak-anak yang menderita kekerasan dan pelecehan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu