Suara.com - Pada akhir abad 19, populasi Kota Melbourne berkembang pesat, tapi jalanannya dipenuhi sampah dan kotoran manusia.
Begitu buruknya kondisi ini sehingga suatu komisi khusus dibentuk oleh pemerintah saat itu untuk mengatasinya.
Komisi khusus mulai bekerja pada tahun 1888 dengan tugas menyelidiki kondisi kesehatan masyarakat kota.
Mereka membuat rekomendasi yang akan menentukan masa depan infrastruktur kota ini: Tempat Pengolahan Limbah di Werribee, sekitar 30 kilometer di sebelah barat Melbourne.
125 tahun kemudian, lokasi tersebut masih berfungsi dengan baik, bahkan saat ini menangani sekitar 50 persen limbah buangan dari Melbourne.
Beberapa waktu lalu, lokasi bernama 'Western Treatment Plant' dimasukkan dalam daftar lokasi yang dilindungi.
Dari 'Smellbourne' ke Melbourne
Untuk memahami pentingnya tempat pengolahan limbah di Melbourne, kita harus membayangkan kondisi Melbourne pada tahun 1880-an dengan segala ketidaknyamanannya.
Sejarawan Monika Schott menjelaskan, pada akhir tahun 1800-an, warga Melbourne terbiasa menggunakan toilet lubang di halaman rumah masing-masing, atau membuangnya langsung ke jalanan.
Pada saat itu, penyebaran penyakit tipes dan difteri bahkan lebih buruk daripada di London atau Paris.
Baca Juga: Seperti Ini Rasanya Kerja Jadi Pembersih Tempat Terkena COVID di Melbourne
"Semua kotoran yang dihasilkan rumah tangga pada malam hari, sampah toko dan restoran, limbah dari dapur, dibuang begitu saja ke selokan terbuka di pinggir jalan. Limbah ini mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah," kata Dr Monika kepada ABC.
"Tumpukan sampah, lumpur dan segala macam limbah ditemukan dimana-mana," tambahnya.
Kondisi sampah dan limbah di Melbourne saat itu begitu buruknya, sampai-sampai wartawan asal Inggris menggambarkan Melbourne sebagai 'Smellbourne'.
"Akhirnya pemerintah membentuk komisi khusus masalah sanitasi untuk mencari solusi krisis kesehatan masyarakat saat itu," jelas Steven Avery, Direktur Heritage Negara Bagian Victoria.
Solusinya terletak di sebelah Barat kota
Solusi yang disarankan oleh komisi khusus tersebut yakni membangun sistem saluran limbah yang terhubung di seluruh wilayah barat Melbourne, mulai dari daerah Spotswood, Brooklyn, dan keluar ke wilayah pertanian di Werribee.
"Ini merupakan pencapaian besar dalam bidang teknik pada masa itu, mengubah lahan pertanian menjadi sistem penyaringan untuk limbah," jelas Steven Avery.
Sensus 2016 mencatat populasi di kawasan Werribee mencapai 40.000 jiwa, tapi pada tahun 1890-an wilayah itu dianggap sangat terisolir.
"Saat itu Werribee bukanlah daerah yang dihuni banyak orang, karena jauh dari kota untuk tidak terpikirkan untuk tinggal di sana," kata Steven.
"Werribee adalah tempat yang sangat berbeda saat itu," tambahnya.
Namun karena proyek pembangunan saluran limbah ini memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak, sehingga kebutuhan perumahan untuk mereka harus diatasi.
Pemerintah kemudian membangun sebuah kota kecil untuk menampung semua pekerja dan keluarganya, yang dihuni sekitar 500 orang pada tahun 1930-an, empat dekade sejak proyek ini dimulai.
Bangunan yang tersisa dari kota itu, Cocoroc, termasuk bangunan aula, kini dimasukkan dalam daftar 'heritage'.
Manajer Tempat Pengolahan Limbah Alanna Wright menjelaskan, para pekerja dan keluarganya memainkan peran penting dalam pembangunan kota.
"Selama lebih dari 80 tahun, Cocoroc menjadi komunitas dengan lebih dari 100 rumah untuk pekerja dan keluarga mereka," jelasnya.
"Adanya pengakuan dari Daftar Heritage Victoria merupakan penghargaan bagi warga yang tinggal dan bekerja di sini, yang telah berjasa pada kelayakan Kota Melbourne untuk dihuni," tuturnya.
Terisolir tapi bahagia
Menurut Dr Monica Schott, warga di Cocoroc umumnya menyebut kehidupan mereka saat itu sebagai suatu utopia.
Hal itu disebabkan bukan karena mereka tetap bisa bekerja, ketika Melbourne dilanda resesi besar pada tahun 1920-an dan 1930-an.
"Mereka menikmati kebebasan apa adanya. Anak-anak mereka hidup bebas di sana," ujarnya.
"Mereka menangkap kelinci, ikan dan bebek yang banyak di sekitar mereka. Karena hidup terisolasi, mereka mau tidak mau harus saling menolong agar bisa mandiri," jelas Dr Monica.
Namun ada kesulitan yang dihadapi oleh warga akibat terisolir.
"Belum lagi pandangan miring tentang warga yang tinggal di dekat pengolahan limbah. Pandangan seperti ini masih terus berlanjut untuk warga Werribee saat ini," katanya.
"Namun dalam kenyataannya, para pekerja pengolahan limbah dan keluarganya saat itu hidup bahagia," kata Dr Monica.
Menurut Steven Avery tempat pengolahan limbah ini memang sudah selayaknya mendapatkan status heritage dari pemerintah.
"Mungkin orang heran saat mendengar bahwa Western Treatment Plant masuk dalam daftar heritage," katanya.
"Memang hal ini tidak lazim bila kita bicara soal heritage, tapi tempat itu merupakan bagian penting dari sejarah Negara Bagian Victoria," tambahnya.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.
Berita Terkait
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
DFSK Gelora E Ditawarkan dengan Harga Lebih Terjangkau di GJAW 2025
-
Acer Luncurkan Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Paling Tipis Bertenaga AI
-
Timur Kapadze: Terima Kasih Kepada Pecinta Sepakbola di Indonesia
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...