Suara.com - Bulan Desember 2021 tak hanya dimeriahkan dengan berbagai acara untuk menyambut Hari Natal dan Tahun Baru 2022 saja, namun juga punya banyak fenomena astronomi. Apa saja fenomena astronomi Desember 2021?
Setidaknya hingga pertengahan bulan sudah ada 6 fenomena astronomi terjadi. Mulai dari hujan meteor hingga komet yang melintasi Indonesia, semua bisa Anda saksikan di bulan Desember 2021.
Nah, berikut ini daftar fenomena astronomi Desember 2021. Simak daftar dan penjelasan di bawah ini.
Kumpulan Fenomena Astronomi Desember 2021
Berikut daftar fenomena astronomi Desember 2021 berdasarkan rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
1. Puncak Hujan Meteor Phoenicid (6-7 Desember 2021)
Phoenicid merupakan fenomena hujan meteor yang titik radiannya atau titik asal kemunculannya terletak di konstelasi Phoneix yakni dekat dengan bintang Alfa Eridani konstelasi Eridanus.
Hujan meteor Phoenicid ini bersumber dari sisa debu komet 289P/Blanpain yang telah mengorbit matahari selama 5,8 tahun. Fenomena ini dapat Anda saksikan 20 menit sebelum matahari terbenam hingga pukul 02.15 waktu setempat di arah Tenggara hingga Barat Daya.
Intensitas hujan meteor ini diperkirakan 51 meteor/jam di wilayah Sabang hingga 74 meteor/jam di wilayah P. Rote.
Baca Juga: 4 Zodiak Ini Lagi Hoki di Bulan Desember
2. Puncak Hujan Meteor Puppid-Velid (7-8 Desember 2021)
Hujan meteor tak hanya terjadi sekali, pada 7-8 Desember juga terjadi fenomena serupa yakni hujan meteor Puppid-Velid. Hujan meteor ini titik radiannya ada di dekat bintang Gamma Velorum (Regor) konstelasi Vela yang juga berbatasan dengan konstelasi Puppis.
Puppid-Velid ini berasal dari sisa debu komet 96P/Machhoiz yang telah mengorbit matahari selama 1,93 tahun. Puppid-Velid dapat Anda saksikan mulai pukul 21.00 waktu setempat hingga 25 menit sebelum matahari terbenam pada keesokan harinya.
Intensitasnya ialah 6 meteor/jam di wilayah Sabang hingga 8 meteor/jam di area Pulau Rote.
3. Puncak Hujan Meteor Chi-Orionid (10-11 Desember 2021)
Chi-Orionid merupakan hujan meteor yang titik radiannya terletak berdekatan dengan bintang Chi-Orionid konstelasi Orion. Ia berasal dari sisa debu asteorid 2004 TG10 yang mengorbit matahari dengan periode 3,35 tahun. Hujan meteor Chi-Orionid ini bisa ditonton 50 menit setelah matahari terbenam hingga 25 menti sebelum matahari terbenam keesokan harinya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
Momen Langka di Hari Ibu PDIP: Megawati Bernyanyi, Donasi Bencana Terkumpul Rp 3,2 Miliar
-
LPSK Ajukan Restitusi Rp1,6 Miliar untuk Keluarga Prada Lucky yang Tewas Dianiaya Senior
-
Viral Video Main Golf di Tengah Bencana Sumatra, Kepala BGN Dadan Hindayana Buka Suara
-
Megawati: Kalau Diam Saya Manis, Tapi Kalau Urusan Partai Saya Laki-laki!
-
Amankan Nataru, Satpol PP DKI Sebar 4.296 Personel
-
Kemenkes Waspadai Leptospirosis Pascabanjir, Gejalanya Mirip Demam Biasa tapi Bisa Mematikan
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Dulu Besi Tangganya Dicuri, Kini Kabel CCTV JPO Daan Mogot Ditemukan Putus
-
Kemendagri Monitor Pengiriman Bantuan 101.000 Lembar Pakaian untuk Korban Bencana di Aceh
-
Banjir Sumatra Picu Risiko Penyakit Menular, Kemenkes Dorong Imunisasi Darurat