Suara.com - Sebuah kelompok ekstremis Yahudi mengatur anggotanya menyamar jadi Muslim untuk memasuki Bukit Bait Suci di Kota Tua Yerusalem yang merupakan kompleks Masjid Al Aqsa.
Menyadur Times of Israel Rabu (15/12/2021), aksi ini memicu kekhawatiran karena mereka diam-diam membaca doa Yahudi sambil pura-pura salat.
Kelompok sayap kanan Returning to the Mount, yang mengadvokasi kedaulatan Yahudi di Temple Mount memperingatkan tindakan ini memicu kekerasan di situs suci tersebut, lapor berita Channel 13.
Temple Mount, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Haram al-Sharif, adalah situs paling suci bagi orang Yahudi dan tempat suci ketiga dalam Islam.
Ini adalah pusat emosional dari konflik Israel-Palestina yang memicu perang Gaza 11 hari pada Mei awal tahun ini.
Menurut pemahaman yang dicapai setelah Israel merebut Kota Tua dan Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari 1967, orang Yahudi diizinkan berkunjung tapi tidak untuk berdoa di sana.
Israel menjaga keamanan secara keseluruhan di situs, tapi Wakaf Muslim mengelola kegiatan keagamaan di sana.
“Kami tidak siap menerima sanksi terhadap orang Yahudi yang ada di Temple Mount,” Raphael Morris, kepala kelompok Returning to the Mount, mengatakan pada Channel 13.
Morris mencatat bahwa orang-orang Yahudi hanya diizinkan masuk ke kompleks pada jam-jam tertentu, ditemani oleh polisi dan tidak boleh menunjukkan indikasi bahwa mereka sedang berdoa.
Baca Juga: Menyamar Jadi Anak Sendiri, Wanita 48 Tahun Tipu Pemerintah dan Masuk Universitas
Sebaliknya, umat Islam dapat memasuki kompleks kapan pun mereka mau dan bebas untuk berdoa.
Dalam pelajaran yang diadakan di sebuah apartemen di Yerusalem, kelompok tersebut mengajarkan pengikutnya mengenakan pakaian Muslim, membawa sajadah, tasbih Misbaha dan buku tentang Al-Qur'an untuk menyamar.
Anggota terkadang mewarnai rambut dan janggut mereka lebih gelap seperti orang Arab agar tidak menimbulkan kecurigaan polisi, Muslim, atau Wakaf.
Yisrael, seorang instruktur, diperlihatkan mengajar anggota kelompok tentang melakukan gerakan doa Muslim sambil benar-benar membaca liturgi Yahudi.
“Paling buruk, oke, mereka menangkap Anda,” kata salah satu anggota, yang menggunakan nama samaran Baruch. “Sangat berharga bagi saya untuk berdoa dengan benar dan agar tidak menyerah pada penghinaan polisi.”
Baruch meramalkan akan ada semakin banyak yang naik seperti ini dan kemudian polisi hanya perlu membuka gerbang untuk semua orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Dana Transfer dari Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Sebut Anggaran KJP-KJMU Tetap Aman
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 7 Oktober 2025: Waspada Hujan Lokal di Sejumlah Kota
-
Melengos Tak Disalami, Heboh SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Publik Curigai Gegara Ini!
-
Dipotong Rp15 Triliun, Jakarta Alami Pemangkasan Dana Transfer dari Pusat Paling Besar
-
KPK Pulangkan Alphard yang Disita dari Eks Wamaneker Noel, Kok Bisa?
-
Prabowo Singgung Kerugian Tambang Ilegal Rp300 Triliun, Gestur Bahlil Colek Rosan Jadi Sorotan!
-
Perkara Diklakson, Anggota Ormas Gebuki Warga di Kramat Jati: Dijenggut, Diseret hingga Bonyok!
-
Menkeu Purbaya Temui Pramono di Balai Kota, Apa yang Dibahas?
-
Keuntungan PAM JAYA jika Berubah Status Perseroda, Salah Satunya Ini!
-
Kemenpar Gelar SEABEF 2025, Forum Perdana Bahas Industri Event Asia Tenggara dan Tantangannya