Suara.com - Fraksi PDI-Perjuangan menyampaikan catatan akhir tahun kinerja Gubernur Anies Baswedan dan jajarannya di tahun 2021. PDI-P menilai banyak program yang belum dijalankan hingga Anies yang terlalu banyak retorika.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jakarta, Gembong Warsono, dalam penyampaian Laporan Akhir Tahun Fraksinya di Creative Hall, MBLOC Space, Kebayoran Baru.
“Sebut saja normalisasi sungai, Rumah DP Nol, dan Oke-Oce. Tiga hal itu realisasinya tahun ini tetap jalan di tempat,” ujar Gembong, Selasa (21/12/2021).
Gembong menjelaskan hingga akhir tahun 2021 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak melakukan normalisasi atau pun naturalisasi sungai sama sekali. Padahal program ini berdampak besar terhadap penanggulangan banjir Ibukota.
"Justru program sumur resapan yang menelan anggarannya hingga Rp411 M pada tahun 2021, pembangunannya tidak memperhatikan aspek teknis sehingga menghancurkan fasilitas umum di lokasi tersebut," kata Gembong.
Terkait dengan Rumah DP 0 rupiah, hingga tahun 2021 ini yang terealisasi hanya sebanyak 967 unit saja. Ini hanya mencakup 0,3 persen dari total target di Rancangan Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Untuk program Oke-Oce yang kini berganti nama jadi Jakpreneur, 281.812 UMKM telah mendaftar di website Jakpreuner. Dari total jumlah tersebut, baru sekitar 6.000 UMKM yang berhasil mendapatkan akses permodalan.
Gembong menilai Anies kerap bermain kata-kata untuk menunjukan capaiannya. Ia menyebut target menghasilkan 200 ribu pengusaha sudah terlampaui. Padahal, 281.813 orang itu baru mendaftar.
"Jadi diklaim begini, bahasanya melampaui dari target pendaftarnya. Padahal yang sudah mencapai tujuh tahapan yang bisa dikatakan wirausahawan baru itu baru 6.000 UMKM kita dari target 200 ribuan," kata Gembong.
Baca Juga: Revisi UMP Jakarta 2022 Dinilai Bikin Gaduh, DPRD Bakal Panggil Pemprov DKI
"Menata kota tidak hanya berputar pada retorika yang sudah ada. Tidak mencapai target tapi terlampaui, masa rakyat ibukota yabg cerdas mau diputar dengan kata-kata seperti itu," Gembong menambahkan.
Selain ketiga program tersebut, Gembong menyebut masih banyak program-program prioritas lainnya yang tidak dijalankan seperti Pembangunan LRT, Rehabilitasi Total bangunan Sekolah. Dengan demikian, ia menyebut ada enam total program yang tidak berjalan.
“Kami rasa, tahun 2021 ini Bapak Gubernur kehilangan fokus untuk mengejar pekerjaan rumah yang sudah kami sampaikan di tahun lalu, dan memilih untuk fokus terhadap hal-hal yang tidak substansial seperti Formula E,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!