Suara.com - Eskalasi tindak kebencian terhadap Kristen di India dianggap sebagai respons atas retorika pemerintah. Tujuannya “untuk mengisolasi dan mendemonisasi minoritas demi sebuah negara Hindu,” kata seorang pengamat kepada DW.
India menyaksikan lonjakan angka serangan terhadap perkumpulan warga Kristen, gereja-gereja dan lembaga pendidikan. Gelombang kekerasan itu terutama dilaporkan di sejumlah negara bagian yang dikuasai partai pemerintah, Bharatiya Janata Party (BJP).
Serangan terhadap warga Kristen yang mencakup 2% dari total populasi nasional, diyakini merupakan bagian dari pergeseran luas di India yang turut mengancam keamanan warga minoritas.
Serangan bereskalasi menjelang perayaan Hari Natal 2021 lalu. Aktivis kemanusiaan menuduh pemerintah dan aparat keamanan setempat menutup mata terhadap agresi kelompok nasionalis Hindu.
Kekerasan sektarian Di Agra, sebuah kota tua di Uttar Pradesh, anggota kelompok garis keras membakar patung Santa Claus di luar sebuah sekolah milik kelompok misioner Kristen.
Mereka menuduh para misionaris ingin menggunakan Natal untuk menjaring pengikut baru. Situasi serupa terjadi di Assam, negara bagian di timur Himalaya, yang juga dikuasai BJP.
Di sana, sekelompok demonstran memasuki sebuah gereja pada malam Natal, karena mengklaim adanya umat Hindu di tengah perayaan.
Teror pada malam Natal juga dirasakan warga Kristen di sebuah sekolah di negara bagian Haryana.
Awal Desember silam, sebuah sekolah Katolik di Madhya Pradesh dirusak oleh sekitar 500 ekstremis Hindu.
Baca Juga: India Laporkan 33.750 Kasus Covid-19 Dalam Sehari, Karena Omicron?
Pengelola sekolah sempat meminta pengamanan dari kepolisian sebelum serangan terjadi. Para penyerang dipersenjatai batang besi dan batu, sembari meneriakkan "Jai Shri Ram” (Kejayaan untuk Dewa Rama), yang khas bagi kelompok ultranasionalis Hindu.
Serangan-serangan itu bereskalasi seiring dengan kembalinya isu Kristenisasi paksa yang ramai digaduhkan.
Tuduhan itu sendiri berulangkali dibantah dan tidak pernah diproses di pengadilan menyusul absennya bukti-bukti terkait.
Intoleransi sistematis Sebuah riset oleh Forum Persatuan Kristen, Asosiasi Perlindungan Hak Sipil dan lembaga swadaya, Bersatu Melawan Kebencian, mencatat setidaknya 305 insiden kekerasan terhadap minoritas Kristen di India pada sembilan bulan pertama 2021.
"Serangan-serangan ini punya pola yang bisa dikenali, dan upayanya adalah untuk mempolarisasi atmosfer dan mengontrol kaum minoritas,” ujar sejarahwan gereja, Pius Malekandathil, kepada DW.
"Kejahatan keencian seperti menyerang gereja dan lembaga pendidikan adalah upaya mencari perhatian dan menakuti warga minoritas.”
Berita Terkait
-
Justin Hubner Cs Panik, Suporter Bikin Rusuh di Laga Fortuna Sittard
-
Fitur Mitsubishi Destinator yang Membantu Berkendara Saat Hujan
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
5 Rekomendasi Mobil Mirip Jeep Rubicon: Alternatif Lebih Murah, Harga Mulai 200 Jutaan!
-
Potret Presiden Prabowo Musnahkan 214,84 Ton Narkoba Senilai Rp29,37 Triliun
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
Terkini
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!
-
DPR Sibuk! 2 RUU Siap Ubah Wajah Indonesia: Single ID Number dan Revisi Sistem Pemilu
-
Bakal Jadi Partai atau Pindah ke PSI? Begini Rencana Projo
-
Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Ekonom Curiga Proyek Salah Sasaran dan Ada 'Permainan' Markup
-
Gak Kapok Masuk Penjara Gegara Korupsi, Eks Kades Nekat Dagang Sabu karena Alasan Nganggur
-
Prabowo Janji Hadir jika Ada Penggerebekan Pabrik Narkoba, Kapolri: Anggota Sangat Termotivasi!
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diendus KPK, Budi Arie: Ini Proyek Hijau, Bukan Cuma Cari Untung