Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat kasus positif Covid-19 meningkat dua kali lipat di Indonesia dalam sepekan terakhir.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan dalam sepekan terakhir kasus positif Covid-19 Indonesia mencapai 3.000 kasus, padahal sepekan lalu hanya 1.400 kasus.
"Saat ini kasus positif di Indonesia telah meningkat selama 2 minggu berturut-turut, yaitu dari 1.200 kasus menjadi 1.400 kasus, pada minggu terakhir mencapai 3.000 kasus, bahkan angka pada minggu terakhir naik lebih dari 2 kali lipat kasus pada minggu sebelumnya," kata Wiku dalam jumpa pers, Selasa (11/1/2022).
Peningkatan kasus positif ini tidak sebanding dengan perkembangan angka kesembuhan pasien Covid-19 yang semakin turun dari rata-rata harian.
"Sebagai contoh pada 6 Januari kemarin penambahan kasus positif harian mencapai 533 kasus. Sedangkan kesembuhan hanya sebesar 209 kasus, padahal data 3 minggu sebelumnya meskipun menunjukkan tren yang fluktuatif, penambahan kesembuhan pada umumnya lebih tinggi dari penambahan kasus positif," jelas Wiku.
Satgas melihat kenaikan kasus ini salah satunya juga disebabkan oleh peningkatan jumlah para pelaku perjalanan luar negeri yang datang ke Indonesia dan terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kenaikan kasus positif di Indonesia masih banyak disumbangkan oleh pelaku perjalanan luar negeri, dalam hal ini pemerintah memastikan karantina bagi PPLN dilaksanakan dengan ketat," ungkapnya.
Dia menyebut peningkatan kasus ini patut diwaspadai karena efek dari mobilitas masyarakat selama libur panjang Natal dan Tahun Baru kemarin mulai terlihat.
"Perkembangan ini harus terus diantisipasi mengingat kenaikan pasca periode libur panjang masih dapat terjadi pada minggu yang akan datang," ucap Wiku.
Baca Juga: BOR Pasien COVID-19 di Jakarta Naik Jadi 9 Persen
Wiku meminta pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kewajibannya melakukan 3T; testing, tracing, dan treatment, serta masyarakat yang juga harus disiplin protokol kesehatan 5M; memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Diperlukan pula peran serta pemerintah daerah yang menganalisis dan memantau kondisi kasus di daerahnya, agar kenaikan kasus dari transmisi komunitas dapat segera teridentifikasi, tercatat, dan tertangani tanpa meluas lebih lanjut," tutur Wiku.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Soal Udang Kena Radiasi Disebut Masih Layak Dimakan, DPR 'Sentil' Zulhas: Siapa yang Bodoh?
-
Perkosa Wanita di Ruang Tamu, Ketua Pemuda di Aceh Ditahan dan Terancam Hukuman Cambuk!
-
Akui Agus Suparmanto Ketum, DPW PPP Jabar Tolak Mentah-mentah SK Mardiono: Tak Sesuai Muktamar
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae untuk Nadiem, Kejagung: Kami Berpegang Pada Alat Bukti Sah
-
Ada HUT ke-80 TNI dan Dihadiri Prabowo, Tugu Monas Ditutup Sementara untuk Wisatawan Besok
-
Pemprov Sumut Kolaborasi Menuju Zero ODOL 2027
-
Mardiono Yakin SK Kepengurusan PPP di Bawah Pimpinannya Tak Akan Digugat, Kubu Agus: Bisa kalau...
-
Masa Tunggu Haji Diusulkan Jadi 26,4 Tahun untuk Seluruh Wilayah Indonesia
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok
-
Tembus 187 Kasus, Kecelakaan Kereta di Daop 1 Jakarta Terbanyak Melibatkan Orang!