Suara.com - Sebelum pandemi, banyak perusahaan baik B2B maupun B2C yang telah menjadikan pelanggan sebagai fokusnya. Namun hal tersebut belum cukup untuk dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan dan tuntutan pelanggan yang juga terus berubah seiring dengan adaptasi pelanggan di era pandemi.
Dengan latar belakang tersebut, PT Computrade Technology International (CTI Group) menggelar CTI IT Infrastructure Summit 2022 yang akan digelar pada 10 Maret 2022 mendatang.
Ini merupakan kali ke-8 CTI IT Infrastructure Summit diadakan dan akan mengangkat tema mengenai “Making the Connected Enterprise a Reality: Thriving in a Post-COVID- 19 World".
CTI IT Infrastructure Summit 2022 akan dilangsungkan secara virtual dan menghadirkan sejumlah pembicara utama dari KPMG, Veeam dan Cloudflare. Para pembicara akan berbagi pengetahuan, pengalaman, praktik dan studi kasus yang bisa menjadi referensi para pelaku bisnis untuk merancang strategi dan membuat roadmap investasi teknologi yang dapat membantu perusahaan menjadi lebih fokus kepada pelanggan (customer-centric) sebagai kunci utama pertumbuhan berkelanjutan di era setelah pandemi COVID-19.
Lebih dari 10 brand IT terkemuka global turut mendukung CTI IT Infrastructure Summit 2022 seperti Veeam, Cloudflare, Huawei, Rubrik, Extrahop, NetApp, Alibaba Cloud, Commvault, dan Entrust.
CEO CTI Group, Rachmat Gunawan mengatakan saat ini kita hidup dalam dunia yang serba terkoneksi mulai dari komunikasi, kolaborasi dengan teman atau saat bekerja, lalu ada berbagai kemudahan transaksi secara online dimana semua itu serba digital dan hal ini dimungkinkan karena produk yang terhubung satu dengan lainnya.
“Setiap orang bisa mengakses informasi yang cepat, dari online news, website maupun sosial media. Selain itu adanya pandemi Covid-19 juga mengakselerasi hal ini di berbagai industri,” ucap Rachmat dalam Kickoff Press Conference CTI IT Infrastructure Summit 2022, Kamis (10/2/2022).
Menurutnya, dengan situsi tersebut customer memiliki kekuatan freedom choice yang tinggi, terlebih lagi di era ini membuat lanskap kompetisi bisnis berubah siapapun bisa jadi kompetitor contohnya di jasa keuangan dimana para pemain lama harus berusaha kompetisi dengan startup, atau industri lain yang masuk ke jasa keuangan.
“Bagi perusahaan mau tidak mau harus melihat lagi cara mereka melihat pelanggan, mengenal keinginan dan layanan yang sesuai hingga experience customer yang baik. Contohnya jika kita membeli barang di e-commerce, kita browsing, kalo ribet ya kita pindah ke sebelah, lalu biasa compare harga, lalu klik beli hingga barang di terima. Ini jadi salah satu tantangan, untuk mendorong pertumbuhan perusahaan harus melihat lagi seluruh bisnis bagaimana menghadirkan layanan pelanggan yang lebih baik,” papar Rachmat.
Baca Juga: Sistem Informasi Geografis, Aplikasi Pengolahan Data yang Terintegerasi
Ia menuturkan untuk adopsi bisnis model baru, perusahaan harus mengevaluasi bisnis modelnya dan melihat kembali perlu tidaknya mengubah atau meningkatkan nilai tambah atau harga kompetitif.
“Contoh, pertama kali hadirnya Gojek, seiring berjalannya waktu mereka bikin food, gosend, mereka menangkap adanya peluang bisnis baru, ini memberikan nilai tambah,” ungkap Rachmat.
Ia memaparkan bahwa integrasi ini dapat diwujudkan dengan infrastuktur IT yang mumpuni untuk merespon kebutuhan bisnis.
Infrastruktur memang sekarang ini berkembang cepat, ini yang mungkin jadi tantangan utama pelaku bisnis untuk memanfaatkan teknologi agar bisa mendapatkan keinginan pelanggan sehingga memberikan pelayanan yang sesuai. Rachmat menegaskan, agar berjalan dengan baik, Infrastrukturnya harus terbuka, karena konsep the connected enterprise ini antara semua digital bisnis yang ada di ekosistem untuk bisa berkomunikasi satu dengan yang lain.
“Lalu harus open sistem, bisa berkomunikasi dengan sistem lain, dan infrastruktur yang fleksibel. Apabila terjadi lonjakan customer, sistem harus bisa menghandle atau di waktu-waktu tertentu,” jelasnya.
Ia menambahkan untuk merealisasikannya memang tidak mudah, banyak tantangan bagi perusahaan seperti banyak perusahaan mengadopsi sistem berbeda, yang membuat seringkali menjadi formasi data terpisah dan sulit di akses.
Berita Terkait
-
Deretan Chat Nyeleneh yang Bikin Ojol Geleng-Geleng Kepala, Ada yang Mendadak Disuruh Jadi Detektif
-
Riset HP: Orang Tua Indonesia Sepakat Teknologi Bantu Pendidikan Anak
-
Ilmuwan Siap Uji Coba Mesin Pelontar Satelit ke Luar Angkasa
-
Bukan Hanya Arab Saudi, Ini 3 Negara Lain yang Merancang Kota di Metaverse
-
FIFA Dukung Teknologi Wasit Robot untuk Percepat Keputusan Offside
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
-
Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi