Suara.com - Data korban meninggal akibat COVID-19 di Australia menunjukkan angka yang lebih tinggi di kalangan warga pendatang dibandingkan mereka yang lahir di negara ini.
Analisa data kematian COVID yang dilakukan Biro Statistik Australia (ABS) menemukan kemungkinan mereka yang lahir di Afrika Utara dan Timur Tengah 10 kali lebih besar meninggal dunia karena virus daripada mereka yang lahir di Australia.
Sementara warga pendatang dari Asia Tenggara, Asia Selatan dan Asia Tengah mencatatkan jumlah kematian akibat COVID-19 dua kali lebih banyak.
Jumlah kematian pasien yang lahir di Inggris dan Irlandia, sama dengan warga yang lahir di Australia.
Juru Bicara Oposisi Urusan Multikultural dari Partai Buruh, Andrew Giles, menyebut angka-angka itu "tidak dapat diterima" di sebuah negara yang multikultural.
"Pemerintahan (PM) Morrison-Joyce telah menunjukkan bahwa mereka tidak belajar dari pandemi atau mendengarkan suara masyarakat. Konsekuensinya tragis," kata Andrew.
"Data ini mengejutkan dan mengkhawatirkan," ujarnya.
Pada awal pandemi, ABC News menyoroti penanganan yang dilakukan Pemerintah Federal terhadap kelompok berisiko tinggi misalnya kaum migran.
Dalam pertemuan dengan panel ahli dan politisi, tokoh-tokoh masyarakat pendatang telah menyampaikan bahwa mereka terlibat dalam respons COVID-19 Australia secara ad-hoc saja atau bahkan tidak sama sekali.
Panel tersebut mengidentifikasi kaum migran dan pengungsi sebagai kelompok yang berisiko lebih tinggi tertular virus.
Mereka juga menularkannya tanpa disadari karena mereka lebih mungkin memiliki penyakit bawaan dan tidak mendapatkan informasi kesehatan mendasar dalam bahasa mereka.
Selain itu, upaya penerjemahan informasi kesehatan masyarakat dilakukan asal-asalan ke kalangan komunitas multikultural, termasuk informasi yang telah kedaluwarsa.
Ketua Federasi Komunitas Etnis Australia Mary Patetsos menyebutkan warga dengan latar belakang yang beragam secara budaya dan bahasa (CALD) juga lebih rentan terhadap COVID-19 karena mereka banyak berada di tempat kerja yang mencatat kasus tinggi.
"Mereka menjadi pengemudi truk, mereka bekerja di panti jompo, jadi perawat, serta bekerja di rumah sakit di garis depan," katanya.
Mary mengatakan perlu upaya lebih serius untuk mencegah angka kematian yang tidak proporsional, apalagi menurutnya pemerintah tidak terlibat penuh dalam penyebaran informasi kesehatan masyarakat di kalangan komunitas pendatang.
Berita Terkait
-
Kumpulkan Donasi Rp1 miliar untuk Sumatra, Praz Teguh Butuh Helikopter Buat Salurkan Bantuan
-
Anak Legenda Persib Bandung Tersisih dari Timnas Voli Putri untuk SEA Games 2025
-
Telkomsel Prediksi Trafik Video Streaming Melejit saat NARU 2025, Siapkan Ribuan BTS 5G
-
Harga Bitcoin Desember 2025: Tertekan Aksi Jual, Bertahan di US$ 80.000?
-
5 Rekomendasi Ban Tubeless Supra X 125 yang Aman di Musim Hujan
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
Terkini
-
Kemensos Gelontorkan Rp19 Miliar Atasi Banjir 3 Provinsi Sumatera
-
Truk Seruduk Halte Mambo, Layanan Transjakarta Koridor 10 dan 12 Sempat Dialihkan
-
Intensif Lakukan Penggeledahan untuk Kasus Ponorogo, KPK Amankan Dokumen hingga Senjata Api
-
Rehabilitasi Presiden Tak Hentikan KPK, Kasus Korupsi ASDP Jalan Terus
-
Akses Darat Putus! Polri Kirim Bantuan dari Langit ke Desa-Desa Terisolasi di Sumut
-
Banjir Karangan Bunga di Balai Kota, Wali Kota Jakarta Barat Uus Dilantik Jadi Sekda DKI Hari Ini?
-
Detik-detik Menegangkan Kebakaran RS Pengayoman Cipinang: Alarm 'Meraung', 28 Pasien Dievakuasi
-
Hikmah Surat Ad-Dhuha di Sel Gelap, Titik Balik Eks Dirut ASDP yang Merasa Ditinggal Tuhan
-
KPK Bantah Tuduhan Penggelapan Aset Rp 600 Miliar: Balik Sorot Dugaan Pemalsuan Dokumen Sitaan
-
Cegah Penjarahan Meluas, Polda Sumut Kerahkan Brimob di Minimarket hingga Gudang Bulog!