Ukraina dan sebagian besar dunia telah mengutuk istilah itu sebagai dalih palsu untuk invasi ke negara demokratis.
Menanggapi ini, dalam pernyataannya, Channel One hanya mengatakan ada sebuah "insiden" selama program "Vremya" disiarkan dan mengumumkan penyelidikan internal.
Sebuah kelompok pemantau aksi protes independen, OVD-Info mengidentifikasi pengunjuk rasa yang menyelinap di studio televisi pemerintah tersebut sebagai Marina Ovsyannikova.
Dia adalah seorang karyawan di saluran televisi Channel One. Kepala kelompok hak asasi manusia Agora, Pavel Chikov, mengatakan Ovsyannikova telah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi Moskow.
Dilansir kantor berita Tass, Ovsyannikova kemungkinan akan menghadapi tuntutan karena melanggar undang-undang dengan tuduhan mendiskreditkan angkatan bersenjata. Undang-undang tersebut disahkan pada 4 Maret.
Di bawah undang-undang itu, tindakan publik yang bertujuan mendiskreditkan tentara Rusia menjadi ilegal.
Undang-undang juga melarang penyebaran berita palsu atau informasi palsu yang disengaja tentang Angkatan Bersenjata Federasi Rusia.
Ancaman hukuman dari pelanggaran tersebut adalah penjara hingga 15 tahun. Leonid Volkov, politisi Rusia yang dekat dengan Navalny, melaui cuitannya mengatakan bahwa pihaknya "siap untuk membayar denda apapun" yang dijatuhkan kepada Ovsyannikova.
Apa kata Ovsyannikova? Dalam sebuah video yang direkam sebelum insiden itu, tampak seorang perempuan yang diduga adalah Ovsyannikova, dan memperkenalkan dirinya sebagai karyawan Channel One.
Baca Juga: Mengapa Cina Anggap Barat Harus Disalahkan Atas Perang Rusia di Ukraina?
Dalam video itu, perempuan tersebut mengatakan bahwa dia merasa malu telah bekerja selama bertahun-tahun untuk menyebarkan propaganda Kremlin.
Dia mengatakan ayahnya adalah orang Ukraina, dan ibunya orang Rusia. "Apa yang terjadi sekarang di Ukraina adalah kejahatan, dan Rusia adalah negara agresor. Tanggung jawab atas agresi itu terletak pada hati nurani satu orang laki-laki, dan laki-laki itu adalah Vladimir Putin. Sekarang seluruh dunia telah berpaling dari kita dan 10 generasi berikutnya dari keturunan kita tidak akan menghapus rasa malu dari perang saudara ini," katanya.
Ovsyannikova mendesak warga Rusia untuk berdemonstrasi menentang perang. Aksi unjuk rasa menentang invasi Rusia di Ukraina semakin menggema di berbagai negara, termasuk di Rusia sendiri.
Menurut OVD-Info, sekitar 14.911 orang di Rusia yang berpartisipasi dalam protes anti-perang telah ditangkap. rap/pkp (Reuters, AFP, dpa)
Berita Terkait
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Jelang Persebaya vs Arema FC, Jose Gomes: Ini Derbi Terbesar yang Sesungguhnya!
-
Pincang! Liverpool Tanpa Florian Wirtz dan Bradley Lawan Nottingham Forest
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional