Mahasiswa selalu menjadi garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi yang mewakili rakyat Indonesia. Aksi menyuarakan suara rakyat ini biasa dilakukan dengan pergerakan-pergerakan berupa aksi unjuk rasa atau demo, ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi bersatu untuk bisa mencapai apa yang diinginkan oleh masyarakat.
Pada dasarnya, biasanya alasan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi adalah karena ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memihak kepada rakyatnya. Aksi demo ditujukan kepada pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang memiliki tanggung jawab atas kebijakan-kebijakan yang ada.
Diketahui dalam sejarah, terdapat beberapa aksi demonstrasi besar mahasiswa yang pernah terjadi di Indonesia. Berikut Suara.com rangkum 4 aksi demonstrasi besar-besaran mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi masyarakat:
1. Demonstrasi Tritura, tahun 1966
Demonstrasi besar pertama yang pernah terjadi di Indonesia yaitu terjadi pada tahun 1966. Demo ini dinamakan demonstrasi Tritura dan puncak dilaksanakannya yaitu pada 12 Januari 1966. Pada masa itu, ribuan mahasiswa turun untuk melakukan unjuk rasa atas kondisi negara Indonesia yang pada masa itu terbilang memprihatinkan. Aksi tersebut diduga merupakan buntut tragedi G30S/PKI (Gerakan 30 September 1965).
Terdapat beberapa organisasi yang turut serta dalam gerakan tersebut, yaitu antara lain Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan lain sebagainya.
Dalam demonstrasi Tritura ini, mahasiswa membawa setidaknya tiga tuntutan rakyat atau disebut dengan Tritura. Tuntutan tersebut antara lain, pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan Kabinet Dwikora, dan menurunkan harga pangan. Namun diketahui tuntutan tersebut tidak direalisasikan sehingga berujung pada diturunkannya Presiden Soekarno, dan menyebabkan terjadinya demo besar-besaran jilid dua pada 24 Februari 1966.
2. Demonstrasi Reformasi, tahun 1998
Demonstrasi besar-besaran kedua terjadi pada tahun 1998. Aksi yang dinamakan demonstrasi reformasi tersebut terjadi saat adanya tuntutan untuk menurunkan pemerintahan Soeharto dan berujung pada berakhirnya Orde Baru pada tanggal 21 Mei 1998. Gerakan tersebut juga merupakan buntut dari terjadinya krisis moneter pada tahun 1997.
Baca Juga: 6 Tuntutan Jelang Aksi Demo BEM SI, 11 April 2022 di Istana Negara
Tuntutan mahasiswa tersebut didukung oleh rakyat pada masa itu, dan demonstrasi semakin memanas ketika pemerintah mengumumkan bahwa harga BBm dan ongkos angkutan umum naik pada tanggal 4 Mei 1998.
Demonstrasi reformasi tersebut tidak hanya menuntut untuk Soeharto turun dari jabatannya. Namun ada beberapa tuntutan lain diantaranya, mengadili Soeharto dan kroni-kroninya, tuntutan pelaksanaan amandemen UUD 1945, tuntutan menghapus dwifungsi ABRI, tuntutan untuk melaksanakan otonomi daerah secara luas, tuntutan untuk melakukan penegakan supremasi hukum, dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.
3. Demonstrasi Tolak Kenaikan BBM, tahun 2012
Aksi demonstrasi penolakan kenaikan BBM juga pernah terjadi di Indonesia secara besar-besaran pada tahun 2012. Aksi tersebut terjadi pada 30 Maret 2012, di Istana Negara. Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berkumpul di Jakarta untuk melaksanakan aksi unjuk rasa agar pemerintah segera mengurungkan kebijakan menaikkan harga BBM sebesar 44 persen, dan segera mengalihkan dana subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur.
Aksi demo tersebut tidak hanya diikuti oleh mahasiswa, tetapi juga diikuti oleh ribuan buruh di Cikarang yang pada saat itu mengepung Gedung DPR RI.
4. Demonstrasi Tolak RUKHP dan Revisi UU KPK, tahun 2019
Tag
Berita Terkait
-
Beredar Surat Himbauan Larangan Demonstrasi dari Rektorat Unsri, Begini Tanggapan BEM Unsri
-
Disdik DKI Sebut Pelajar yang Ikut Demo Hanya Ikut-ikutan Saja: Mereka Ditanya, Demo Apa? Nggak Tahu
-
Akun BEM SI Diretas hingga Dicurigai Gembosi Gerakan Aksi Mahasiswa 11 April, Menkominfo: Bukan Ulah Pemerintah
-
6 Tuntutan Jelang Aksi Demo BEM SI, 11 April 2022 di Istana Negara
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 4 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi
-
Terkuak! Kasus Keracunan Siswa di Jakarta Akibat Dapur MBG Tak Jalani SOP BGN
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X