Namun momentum kebersamaan dan kekeluargaan sangat ia rindukan di bulan ramadhan. Ia jadi teringat kampung halamannya yang suasana ramadhan sangat kental, karena kalau malam hari terdengar suara orang tadarus.
"Kalau di rumah suasana ramadan kental sekali, sering dengar di masjid ada pengajian, azan. Buka puasa bersama juga jadi ajang ketemu teman-teman. Jajanan khas buka puasa juga menarik-menarik," kenangnya.
Selain momentum kebersamaan, Ekal juga sangat merindukan makanan Indonesia ketika sahur dan buka puasa. "Misalnya tahu isi, martabak telor, pisang goreng, atau menu makan malam kayak soto ayam, ayam penyet, nasi kuning, bakso," kata dia.
Ekal juga menceritakan tantangan berpuasa di negara orang yaitu suasana dan lingkungan yang jauh lebih beragam dari Indonesia. Namun tantangan yang lebih berat yaitu jauh dari keluarga dan kerabat.
"Sedangkan ramadhan juga selain refleksi diri adalah waktu kebersamaan dengan semua orang yang tercinta," ucapnya.
Bahkan waktu aktivitas sehari-hari juga tak berbeda dengan hari-hari biasa. Terlebih saat Lebaran, nanti tak ada hari libur sehingga tetap aktivitas seperti biasa.
"Nanti pas lebaran juga bakal seperti biasa, tidak ada libur. Bahkan masih ada kelas dan sudah mendekati waktu ujian akhir," katanya.
Ramadan pertama di negara orang juga dirasakan Nadia Sekarsari Atmaji (29). Mahasiwa MA Digital Media di UCL London, Inggris ini juga merasakan perbedaan saat menjalani ibadah puasa.
Terlebih ibu muda ini harus meninggalkan suami dan satu anak, serta keluarganya di Indonesia.
Baca Juga: Masuki Seri Eropa, Begini Target Fabio Quartararo di MotoGP 2022
"Tahun ini rasanya rindu sekali dengan suami, anak, kakak, keponakan, dan juga tentunya orang tua, mertua dan keluarga suami. Dua tahun berturut-turut saya melewati bersama keluarga saat hamil dan saat baru melahirkan," kata Nadia saat berbincang kepada Suara.com.
Nadia juga merindukan suasana Ramadan bersama keluarga di rumah dari mulai tarawih dan buka puasa. Apalagi kata dia saat pandemi, ibadah tarawih dilakukan di rumah bersama keluarga.
Mantan jurnalis ini mengatakan meski tak bersama keluarga, ia memiliki rekan-rekan satu flat asal Indonesia yang juga menjalani puasa.
Sehingga solidaritas dan kebersamaan terus terjaga. Seperti saling membangunkan sahur dan menikmati buka puasa bersama antar sesama mahasiswa Indonesia.
Nadia menceritakan bahwa perbedaan di London dan Indonesia sangat berbeda. Perbedaan waktu puasa di London lebih lama, sekitar 16 jam. Bahkan menjelang Idul Fitri bisa sampai sekitar 20 jam, lantaran sedang semi menuju musim panas.
"Perbedaan waktu puasa, buka puasa yang biasanya jam 6 sore sekarang hampir jam 8 malam. Cukup berat sih, namun berhubung di sini cuacanya relatif dingin jadi cukup membantu mengurangi rasa hausnya," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh