Suara.com - Kepolisian di Negara Bagian Bihar, India, telah menangkap delapan orang atas tuduhan mencuri jembatan, lalu menjual materialnya sebagai barang bekas.
Wartawan BBC Geeta Pandey di Delhi mewawancarai polisi, jurnalis lokal, serta penduduk desa untuk mengetahui bagaimana pencurian itu terjadi.
Bagaimana pencurian jembatan terjadi?
Suatu pagi pada pekan lalu, penduduk Desa Amivayar yang berlokasi dekat dengan Kota Sasaram dibuat senang dengan kehadiran sekitar empat sampai lima orang. Beberapa di antara mereka mengaku dari Dinas Irigasi di Negara Bagian Bihar. Mereka membawa ekskavator dan las pemotong.
Para warga desa mengira pemerintah akhirnya mulai mengerjakan permintaan mereka untuk menyingkirkan sebuah jembatan tua yang tidak lagi digunakan.
Material logam dari jembatan itu kemudian diangkut menggunakan mobil van sewaan, lalu disimpan di gudang tempat penjualan barang bekas.
"Tidak ada yang mengira itu adalah aksi pencurian," kata jurnalis lokal Jitendra Singh yang tinggal sekitar 200 meter dari jembatan itu kepada BBC.
"Saya jalan-jalan pagi setiap hari dan minggu lalu saya melihat mereka bekerja. Semua orang di desa juga melihat mereka," tutur dia.
Baca juga:
- 'Jangan ambil yang bukan milikmu' - kisah tukang ojek yang 'hidupnya berubah' setelah kembalikan uang US$50.000
- Dua biarawati mencuri uang Rp7 miliar untuk berjudi di Las Vegas
- Seorang perempuan kedapatan mencuri yoghurt seharga Rp27.000 lewat uji DNA senilai jutaan rupiah
Pembongkaran jembatan itu diduga diawasi oleh Arvind Kumar, yang merupakan seorang pekerja paruh waktu di Dinas Irigasi. Dia mengatakan kepada siapa pun yang bertanya bahwa "pekerjaan itu memiliki izin resmi".
Baca Juga: Kominfo Minta Publik Waspadai Aplikasi Ilegal Pencuri Data Pribadi
Pejabat senior polisi setempat, Ashish Bharti, mengatakan kepada BBC bahwa Kumar termasuk di antara delapan orang yang ditangkap.
"Pejabat Departemen Irigasi Radhe Shyam Singh, pemilik van dan pemilik tempat pembuangan sampah juga termasuk di antara mereka yang ditangkap. Kami sedang mencari setidaknya empat orang tersangka lainnya," kata Bharti.
'Pencurian pada siang hari'
Dengan panjang sekitar 18 meter dan tinggi sekitar 3,6 meter, jembatan besi di kanal Ara dibangun pada 1976. Jembatan itu tidak lagi digunakan sejak awal 2000-an setelah jembatan beton dibangun di dekatnya.
Seorang warga desa bernama Shailendra Singh mengatakan jembatan itu dalam kondisi rusak parah.
"Selama bertahun-tahun, semua kayu yang digunakan di jembatan itu telah hancur dan besinya berkarat. Pencuri telah mengambil potongan-potongan logamnya untuk digunakan kembali atau dijual sebagai barang bekas dengan harga beberapa rupee. Tetapi yang terjadi pada pekan lalu adalah pencurian di siang hari," kata dia.
Jitendra Singh mengatakan beberapa hari sebelum pencurian terjadi, kepala desa telah mengirim petisi tertulis kepada pemerintah untuk membongkar jembatan itu karena berbahaya bagi kesehatan,
Beberapa kali dia melihat bangkai sapi bahkan mayat manusia mengapung dari hulu dan tersangkut di bawah jembatan itu.
"Bau busuknya tidak tertahankan," kata dia.
Bagaimana maling jembatan ini ditangkap?
Pawan Kumar, yang tinggal di desa tetangga mendengar bahwa pada 5 April - tepatnya pada hari ketiga sekaligus hari terakhir dari upaya pencurian - jembatan besi tua yang berkarat itu telah dibongkar.
"Saya mencoba menelepon pejabat Dinas Irigasi Radhe Shyam Singh, tetapi ketika dia tidak menjawab, saya menelepon seorang pejabat senior dan menanyakan mengapa mereka tidak mengikuti prosedur? Pihak berwenang seharusnya melakukan lelang dan pekerjaan itu diserahkan kepada penawar terendah," kata dia.
Pejabat senior itu pun mengatakan bahwa dia tidak memerintahkan hal itu, bahkan tidak tahu kalau jembatan itu telah dibongkar.
Mereka melaporkan hal itu ke polisi yang kemudian menyelidikinya dan akhirnya meringkus para pelaku.
"Kami telah menyita mesin JCB [ekskavator], las pemotong, mobil pikap, dan 247 kilogram logam," kata Bharti.
Mengapa pencuri mengincar logam?
Di berbagai wilayah di India, para maling kerap mencuri pipa air dan menjualnya ke pabrik senjata ilegal.
Para pencuri juga sering membawa kabur penutup lubang got, bahkan tutup toilet di kereta pun tak luput dari incaran mereka.
Beberapa tahun yang lalu, ketika Kereta Api India berencana memperbagus toiletnya, para pejabat mengingatkan bahwa mereka harus memasang rantai untuk mencegah pencurian.
Namun pencurian seperti itu bukan hanya terjadi di India. Kasus serupa juga umum terjadi di AS, Inggris, dan berbagai wilayah Eropa.
Di Inggris, pencurian kabel listrik dan jaringan hingga klip yang digunakan untuk menahan rel pada tempatnya telah menyebabkan penundaan keberangkatan hingga ribuan jam setiap tahun.
Menurut Europol -Badan Kerja sama Penegakan Hukum Uni Eropa—pencurian logam mengakibatkan kerugian besar bagi industri, pengusaha lokal, serta mengganggu layanan publik esensial di seluruh Eropa.
Jembatan juga dicuri di tempat-tempat lain di dunia
Di Amerika, para pencuri di sebuah kota kecil di bagian barat Pennsylvania menggasak jembatan sepanjang sekitar 15 meter pada Oktober 2011.
Di Murmanks, Rusia, struktur logam sepanjang 23 meter dengan berat 56 meter dari jembatan kereta api dicuri pada dua tahun yang lalu.
Selain itu pada 2012, pencuri logam di Republik Ceko menggunakan dokumen palsu demi mencuri sebuah jembatan penyeberangan, dengan modus bahwa mereka memindahkan jembatan itu untuk membuka rute sepeda baru.
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru
-
Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah, Dirlantas Polda Metro Turun Langsung ke Pancoran
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?