Suara.com - Sekeretaris Jenderal Partai PAN, Eddy Soeparno mengatakan, bahwa pertemuan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang akan dilaksanakan Sabtu (4/6) besok di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta belum akan memutuskan siapa capres-cawapres yang akan diusung untuk Pilpres 2024. Eddy berujar, pasangan capres-cawapres yang akan diusung KIB masih memerlukan kajian dan pembahasan lebih dalam.
"Belum, belum itu masih jauh. Saya kira itu kan menbutuhkan proses membutuhkan pendalaman pengkajian dan pembahasan di internal koalisi. Jadi saya kira masih belum ada pembahasan ke sana," kata Eddy ditemui di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (3/6/2022).
Menurutnya, pertemuan koalisi besok hanya lanjutan dari pertemuan selanjutnya dan sifatnya hanya sekedar silaturami saja.
"Jadi besok itu merupakan silaturahmi. Kemarin itu kan sikaturaminya diantara para ketua umum ya besok itu melibatkan pengurus yang lebih luas lagi jadi kurang lebih seperti itu pembahasannya," ujarnya.
"Jadi diantara kita memang sudah saling mengenal tapi ini acaranya formil dalam artian secaea resmi koalisi akan bertemu dalam konteks pengurusan yang lebih besar," sambungnya.
Kendati begitu, Eddy mengatakan, pembahasan mengenai capres-cawapres memang tidak bisa dinafikkan. Apalagi tujuan koalisi sendiri memang untuk mengusung pasangan capres-cawapres.
"Tetapi tidak dalam waktu dekat apalagi besok ini disampaikan. Enggak. Akan ada proses untuk itu akan ada pembahasan antara partai koalisi dan saya kira akan menbutuhkan pendalaman yang sangat menyeluruh," tuturnya.
Pertemuan Lanjutan
Sebelumnya, Koalisi Indonesia Bersatu/KIB mengagendakan pertemuan yang akan dihadiri tiga partai yang sudah resmi bergabung pada Sabtu pekan ini. Pertemuan itu rencananya membahas calon presiden dan akan digelar di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Baca Juga: PKB Ingin Gagas Poros Koalisi Baru Pilpres 2024, PKS: Kita Siap Komunikasi
"Nanti insyaallah tanggal 4 akan ada pertemuan Koalisi Indonesia Bersatu di Gelora Bung Karno di Plataran dengan terbatas," kata Waketum PAN Yandri Susanto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/5).
Menurut Yandri, pertemuan itu menjadi bagian dari dinamika untuk membangun keakraban dan kesepahaman tiga partai, yakni Golkar, PAN dan PPP.
"Di antaranya bagaimana membangun tim yang kuat kemudian menjaring calon-calon. Peluang menang gimana itu bagian yang kita bicarakan," kata Yandri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
Terkini
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana
-
Terungkap Motif Teror Bom 10 SMA Depok, Pelaku Kecewa Lamaran Ditolak Calon Mertua
-
Heboh 'Dilantik' di Kemenhan, Terungkap Jabatan Asli Ayu Aulia: Ini Faktanya
-
PP Dinilai Sebagai Dukungan Strategis Atas Perpol 10/2025: Bukan Sekedar Fomalitas Administratif
-
Sikapi Pengibaran Bendera GAM di Aceh, Legislator DPR: Tekankan Pendekatan Sosial dan Kemanusiaan
-
Geng Motor Teror Warga Siskamling di Pulogadung: Siram Air Keras, Aspal Sampai Berasap
-
Sakit Hati Lamaran Ditolak, Mahasiswa IT Peneror Bom 10 Sekolah di Depok Pakai Nama Mantan Diciduk
-
UMP 2026 Dinilai Tak Layak, Pemprov DKI Susun Strategi Redam Gejolak Buruh
-
KPK Hentikan Kasus Korupsi Nikel Rp2,7 T Konawe Utara, Padahal Sudah Ada Tersangka
-
Ketika Guru Ikut Menertawakan Disabilitas: Apa yang Salah dalam Pendidikan Kita?