Suara.com - Para ahli mengaku bingung dan tercengang setelah menemukan sekitar 8.000 potong tulang katak dan kodok kuno saat melakukan penggalian untuk jalur jalan baru.
Tulang belulang ini, yang ditemukan di sebuah selokan dekat sebuah situs prasejarah Zaman Besi di Bar Hill, dekat Cambridge, Inggris, merupakan sisa-sisa sekitar 350 binatang amfibi tersebut.
Para ilmuwan dari Museum Arkeologi London (Mola), berkata "jumlah sebanyak ini, semuanya terkumpul di satu tempat yang sama, sangat luar biasa".
Mereka tidak tahu mengapa tulang belulang itu ada di sana.
Kebanyakan tulang yang ada di situs itu ditemukan di dalam selokan sedalam 14 meter di sebelah barat sebuah bengkel yang dipakai selama Zaman Besi era Pertengahan dan Akhir (400 SM - 43 Masehi).
Para ahli dari museum tersebut berkata penemuan tulang belulang amfibi lain di area situs arkeologi itu sangat jarang terjadi - bahkan pada lokasi yang dekat dengan sungai.
Baca juga:
- Mengapa situs prasejarah Stonehenge dibangun?
- Katak dari masa prasejarah muncul setelah 99 juta tahun
- Pahatan unta di Arab Saudi disebut 'relief hewan berskala besar tertua di dunia'
Mola mengatakan, meski temuan tulang-tulang katak saat penggalian seperti ini bukannya tak mungkin sama sekali, skala dari penemuan kali ini benar-benar luar biasa.
"Penemuan mengejutkan dan aneh ini telah membuat zooarkeologis [ahli tulang kuno binatang] Mola mendapatkan pekerjaan detektif yang mengasyikkan," kata mereka.
Baca Juga: Katak Menembus Tempurung: 19 Kisah Inspiratif dari Balik Penjara
Sejauh ini mereka memiliki sejumlah teori.
Sepertinya hampir tidak mungkin binatang amfibi ini dimakan oleh manusia atau hewan lain seperti burung, karena tidak ada sisa-sisa pembakaran, potongan, atau bekas gigitan pada tulang.
Mereka mungkin berkumpul di area itu karena ada makanan di sana, seperti sejumlah bukti yang didapati di lokasi sekitar, adanya pemrosesan gandum yang telah menarik kawanan kumbang dan kutu, dua hewan yang diketahui sebagai makanan katak.
Mungkin saja, katak dan kodok ini jatuh ke dalam selokan di dekat tempat pandai besi itu dalam proses migrasi untuk mencapai tempat berkembang biak, dan mereka tidak dapat memanjat keluar.
Mereka mungkin mati saat berhibernasi di dalam lumpur selama musim dingin, atau mati karena penyakit.
Baca juga:
- Temuan gigi berusia 48.000 tahun ungkap kawin silang manusia purba Neanderthal dan Homo sapien
- Fosil reptil terbang 'Naga Kematian' ditemukan di Argentina
- Fosil Ptesaurus berjambul besar 'sebagai daya tarik seksual' ditemukan di Inggris
Dr Vicki Ewens, arkeozoologis senior di Mola, berkata, "Temuan ini membingungkan dan tak terduga, dan kami masih berusaha untuk memahaminya.
"Akumulasi dari sisa-sisa tulang belulang ini mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor, yang kemungkinan berinteraksi selama periode waktu yang panjang - kami belum terlalu yakin apa faktor-faktor itu."
Tulang-tulang ini ditemukan selama penggalian rute jalan baru A14 pada 2016-2018, namun penyelidikan atas temuan-temuan ini masih berjalan.
"Sampai penelitian berakhir, ini masih tetap menjadi temuan katak prasejarah yang misterius," kata para arkeolog.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Kasad Maruli Pimpin Kenaikan Pangkat 65 Jenderal TNI AD, 3 di Antaranya Sandang Pangkat Letjen
-
Parade Bintang di Lautan: 67 Jenderal TNI AL Naik Pangkat, KSAL Pimpin Langsung Upacara Sakral
-
Momen Eks Walkot Semarang Mbak Ita dan Suami Tinggalkan Bui, Dikawal Ketat di Pernikahan Anak
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Mendagri Tekankan Efisiensi Anggaran dalam Konsinyering RKA 2026
-
Kekayaan Mardiono yang Terpilih Jadi Ketum PPP, Tembus Triliun di LHKPN
-
Sosok Muhammad Mardiono, Klaim Terpilih Ketum PPP di Tengah Kericuhan Muktamar
-
Cuaca Ekstrem Hari Ini: BMKG Beri Peringatan Dini Hujan Lebat dan Petir di Kota-Kota Ini!
-
Nyaris Jadi Korban Perampasan, Wanita Ini Bongkar Dugaan Kongkalikong 'Polisi' dengan Debt Collector
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan